Jumat, 18 Mei 2012

MANGROVE


Ekosistem Mangrove di Indonesia hampir terdapat diseluruh pantai dan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dapat diperbarui (Renewvable Natural Resources).  Berdasarkan data Kehutanan tahun 1999 luas potensial Ekositem Mangrove didasarkan pada sebaran sistem lahan potensial yang telah ditumbuhi Mangrove adalah seluas 9,2 juta Ha.  Luas kawasan areal Hutan mangrove tersebut terdiri atas ; Kawasan Hutan 3,7 Ha dan Non Kawsan Hutan 5,5 juta Ha.  Sebagian besar kawasan mangrove tersebut kondisinya rusak karena kurang terencananya pengelolaan Mangrove serta banyaknya konflik kepentingan  yang terjadi di masyarakat, seperti ; pembukaan areal pemukiman penduduk, areal tambak, dan penggunaan kayu bakar.  Akibat pemanfaatan Mangrove secara berlebihan hingga mencapai titik yang sangat kritis dan mengkhawatirkan.

Tekanan pada ekosistem Mangrove yang berasal dari faktor internal disebabkan karena menyempitnya areal pemukiman sedangkan pertumbuhan penduduk makin meningkat.  Dari faktor eksternal disebabkan karena reklamasi lahan dan ekploitasi mangrove makin meningkat akibatnya kerusakan yang terjadi hampir menyeluruh dengan tingkat perubahan yang berbeda-beda sesui dengan mata pencaharian dan kebutuhan masyarakat pada areal mangrove, sementara keterpaduan rencana pembangunan dan pemanfaatan kawasan mangrove antara pihak-pihak terkait kurang dapat dilaksanakan akibatnya terjadi benturan antar sektor instansi pemerintah serta kepentingan masyarakat lokal atau yang mendiami daerah tersebut.
Permasalahan semacam ini kadangkala susah untuk diatasi dan dapat berjalan secara harmonis, tetapi mengarah pada perbedaan dengan potensi konflik yang tinggi sehingga fungsi, manfaat dan penggunaan dari hutan mangrove akan mengalami ketimpangan.  Dalam hal ini fungsi ekologis kadangkala terabaikan karena fungsi ekonomi semakin kuat.  Namun kita jangan menjadi pesimis karena kemungkinan untuk mengelolah mangrove masih terbuka sehingga nantinya dapat memberikan manfaat ekonomi yang cukup bagi masyarakat. 

Peranan mangrove dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir mempunyai fungsi sebagai ;  Pelindung pantai, pengendali banjir, penyerap bahan pencemaran, sumber energi/bahan organik bagi lingkungan sekitarnya dan habitat bagi satwa liar.   Mangrove tahan terhadap gangguan dan tekanan lingkungan, akan tetapi sangat peka terhadap pengendapan dan sedimentasi, tinggi rata-rata permukaan air, pencucian serta tumpahan minyak.  Keadaan semacam ini menyebabkan terjadinya penurunan kadar oksigen yang begitu cepat untuk kebutuhan respirasi akan menyebabkan kematian pada mangrove

Peranan Mangrove sebagai hutan bakau merupakan potensi yang sangat besar bagi kawasan pesisir dan berfungsi sebagai habitat alami; sebagai daerah mencari makanan (Feeding Ground) dan daerah pengasuh atau tempat pemijahan (Nursery Ground) yang optimal bagi biota laut.  Hutan bakau mempunyai peranan penting sebagai penyanggah dari terjangan ombak kedaratan dan bagian dari ekosistem laut yang menyediakan bahan organik dan melindungi garis pantai (abrasi) yang disebabkan oleh ombak.

Masyarakat Sulawesi Selatan kurang mengetahui manfaat hutan bakau mereka hanya mengetahui bahwa keberadaan tanaman mangrove tersebut kurang memberikan manfaat, mereka hanya mengetahui bahwa tanaman tersebut dapat penghasil kayu bakar, kayu perkakas, arang, bahan pewarna dan bahan pengawet. 
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menekan dan mengendalikan kerusakan lingkungan pada areal hutan bakau yang disebabkan oleh masyarakat setempat adalah dengan memberikan Pengetahuan dan arahan dalam bentuk pelatihan kepada masyarakat tentang ; Manfaat, fungsi dan peranan  dalam mengelolah ekosistem mangrove secara berkelanjutan dan berbasis masyarakat namun tetap lestari.

Hal inilah yang sementara dilakukan dibeberapa kabupaten di Sulawesi Selatan oleh beberapa NGO (Non- Govermental Organization) yang ikut serta dalam menjaga dan melestarikan Mangrove. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat dapat menyadari akan pentingnya ekosistem mangrove sebagai salah satu areal yang harus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan atau petambak.

2 komentar:

Mangrove Takalar mengatakan...

mantap infonya ..cuman harus diperjelas hutan mangrove dan hutan bakau karena hal ini bergantian disebutkan semestinya gunakan saja nama mangrove dalam menjelaskan permasalahan ini karena bakau hanya salah satu jenis dari mangrove ,kemudian sedikit masukan.Sebenarnya bukan hanya ombak yg membuat abrasi suatu pantai..tapi kenaikan air laut yg terjadi selama ini termasuk salah satu penyebab abrasi selama ini dan terkadang pula masyarakat dijadikan kambing hitam dan pengelolaan hutan mangrove padahal mekanisme dan indikator yg digunakan pemerintah terkadang tdk jelas dlm sebuah pengelolaan hutan mangrove.

Fajrin Fahrezi mengatakan...

terima kasih masukannya...

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger