Senin, 22 Oktober 2012

4 SKILLS TO IMPROVE YOUR CAREER

Kompetisi dalam dunia kerja terus terjadi oleh karena itu kita harus mampu bersaing dengan yang lain agar dapat terus meningkat dalam karir. Seringkali dalam training yang saya adakan saya berkata kepada para peserta bahwa cara terbaik untuk berkompetisi dalam dunia kerja adalah dengan cara meningkatkan kompetensi yang dapat membuat kita terus lebih unggul dari yang lainnya. Tentunya kita tidak cukup cuma ahli di bidang kita melainkan kita juga perlu menguasai keahlian-keahlian lainnya yang dapat mendukung keahlian utama yang sudah dimiliki. Berikut ini ada 4 macam keahlian yang perlu dikuasai untuk mendatangkan peningkatan pada karir kita:

1. Selling Skill 
Kemampuan menjual bukan hanya perlu dikuasai oleh para sales tapi juga oleh setiap orang yang ingin meningkat dalam karir. Karena dalam bidang pekerjaan apapun seseorang harus mampu menjual apakah itu suatu produk atau jasa, maupun "menjual diri" sendiri yang mungkin bisa diartikan seperti seorang karyawan menjual kinerjanya pada suatu perusahaan, seorang guru menjual pengetahuan, seorang designer menjual keahliannya. Intinya setiap kita bertanggung jawab penuh untuk menciptakan nilai tambah pribadi yang membuat nilai jual kita semakin tinggi sehingga karir dapat terus melejit.

2. Interpersonal Skill 
Keahlian membangun hubungan dan berinteraksi dengan orang lain sangat dibutuhkan untuk meningkat dalam karir. Karena dalam dunia kerja hampir tiga perempat waktu yang kita habiskan berhubungan dengan orang banyak seperti customer, supplier, atasan, rekan kerja, bawahan. Makanya tidak heran sejumlah studi ilmiah menyimpulkan 85% kunci sukses ditentukan bukan dari keahlian atau keterampilan teknis saja melainkan kemahiran dalam menjalin hubungan baik dengan orang lain. Kemampuan membina hubungan akan sangat menolong kita dalam hal kerjasama tim, membangun networking, memenangkan hati pelanggan, dan disukai banyak orang.

3. Communication Skill 
Kemampuan berkomunikasi adalah suatu alat yang penting untuk meraih kemajuan dalam karir. Fakta menunjukkan bahwa kemampuan anda mencapai tujuan sangat dipengaruhi pada kemampuan anda dalam berkomunikasi dan mempengaruhi orang lain. Keahlian ini dapat terus dilatih dan dikembangkan agar kita dapat menjadi komunikator yang handal sehingga kita dapat dengan efektif menyampaikan ide-ide, mempresentasikan suatu proyek, mengkomunikasikan manfaat suatu produk atau jasa yang akan menentukan suatu penjualan.

4. Learning Skill 
Kita hidup di era informasi yang mana suatu informasi dapat diakses secara mudah dengan berbagai sarana. Beberapa informasi tertentu dapat menjadi sangat berharga yang mendatangkan berbagai keuntungan. Hal inilah yang harusnya mendorong kita untuk terus menyerap sebanyak mungkin informasi yang dibutuhkan sesuai bidang kita melalui seminar, koran, internet, membaca buku bahkan belajar dari para praktisi dan ahlinya. Proses ini menuntut pembelajaran yang efektif agar kita tidak ketinggalan dengan yang lain, selain itu juga kita harus mampu menyeleksi dan mengolah informasi yang kita serap agar selalu relevan dengan diri kita. Peningkatan pengetahuan selalu diikuti dengan peningkatan kompetensi lalu diikuti dengan peningkatan karir.

Apabila anda serius ingin meningkatkan karir, maka mulai investasikan waktu anda untuk mempelajari keahlian-keahlian tersebut dan anda akan lihat hasilnya yang mendatangkan banyak manfaat.

Artikel : Haryanto Kandani, motivatorindonesia.com 

SANDAL KULIT SAPI SANG RAJA


Dari sekian banyak kisah inspiratif yang mengandung banyak arti dan renungan hidup,admin mengutip salah satunya,"Sandal Kulit Sapi Sang Raja". Kisah ini sangat cocok di baca kita semua,apalagi yang ingin mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Kita sebenarnya harus sadar, bijaksana dalam bertindak, barulah hidup bisa lebih menyenangkan.

Seorang Maharaja akan berkeliling negeri untuk melihat keadaan rakyatnya. Ia memutuskan untuk berjalan kaki saja. Baru beberapa meter berjalan di luar istana kakinya terluka karena terantuk batu. Ia berpikir, “Ternyata jalan-jalan di negeriku ini jelek sekali. Aku harus memperbaikinya.”

Maharaja lalu memanggil seluruh menteri istana. Ia memerintahkan untuk melapisi seluruh jalan-jalan di negerinya dengan kulit sapi yang terbaik. Segera saja para menteri istana melakukan persiapan-persiapan. Mereka mengumpulkan sapi-sapi dari seluruh negeri.

Di tengah-tengah kesibukan yang luar biasa itu, datanglah seorang penasehat menghadap Maharaja. Ia berkata pada Maharaja, “Wahai Paduka, mengapa Paduka hendak membuat sekian banyak kulit sapi untuk melapisi jalan-jalan di negeri ini, padahal sesungguhnya yang Paduka perlukan hanyalah dua potong kulit sapi untuk melapisi telapak kaki Paduka saja.” Konon sejak itulah dunia menemukan kulit pelapis telapak kaki yang kita sebut “Sandal“.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ada pelajaran yang berharga dari cerita itu. Untuk membuat dunia menjadi tempat yang nyaman untuk hidup, kadangkala kita harus mengubah cara pandang kita, hati kita, dan diri kita sendiri. Sang raja mungkin mempunyai niat yang baik, namun dia tidak mempunyai cara yang efektif seperti yang dikemukakan seorang penasehat.

Sesuatu yang berlebihan akan menghasilkan keborosan, kemubadziran dan bahkan mungkin juga bisa merugikan pihak yang lainnya. Kadangkala sebuah penemuan yang cerdas, adalah membuat sesuatu yang sulit menjadi lebih mudah dengan cara yang sederhana

CERITA PAKU


Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bersifat pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan marah sang anak, ayahnya memberikan sekantong paku dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah paku di pagar belakang setiap kali dia marah …

Hari pertama anak itu telah memakukan 48 paku ke pagar setiap kali dia marah … Lalu secara bertahap jumlah itu berkurang. Dia mendapati bahwa ternyata lebih mudah menahan amarahnya daripada memakukan paku ke pagar.

Akhirnya tibalah hari dimana anak tersebut merasa sama sekali bisa mengendalikan amarahnya dan tidak cepat kehilangan kesabarannya. Dia memberitahukan hal ini kepada ayahnya, yang kemudian mengusulkan agar dia mencabut satu paku untuk setiap hari dimana dia tidak marah.

Hari-hari berlalu dan anak laki-laki itu akhirnya memberitahu ayahnya bahwa semua paku telah tercabut olehnya. Lalu sang ayah menuntun anaknya ke pagar. “Hmm, kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi, lihatlah lubang-lubang di pagar ini. Pagar ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya. “Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan. Kata-katamu meninggalkan bekas seperti lubang ini … di hati orang lain.

Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang, lalu mencabut pisau itu … Tetapi tidak peduli beberapa kali kamu minta maaf, luka itu akan tetap ada … DAN luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka fisik …”

~Author Unknown

Jumat, 19 Oktober 2012

CREATING YOUR OWN LUCK


Jika Anda percaya hukum tabur tuai maka keberuntungan pun barangkali bisa dikondisikan. Jadi mulailah menabur hal-hal baik sehingga Anda bisa menuai banyak keberuntungan dalam hidup Anda.

"Selamat foto Bapak yang berjudul Senja di Salatiga memenangkan BlackBerry Photo and Theme Contest yang diadakan oleh Telkomsel. Bapak mendapatkan hadiah sebuah BlackBerry Gemini. Selamat ya, Pak," kata petugas Telkomsel yang menelpon saya siang itu. Tentu saja ini sebuah kabar gembira sebab saya sama sekali tidak menduga akan menjadi salah satu dari tiga pemenang lomba tersebut.

Ada begitu banyak hal yang membuat saya semula agak ragu akan menang. Pertama, saya bukan seorang fotografer atau setidaknya saya tidak mengerti teknik fotografi yang baik. Saya juga agak bingung ketika beberapa teman yang mengerti fotografi mengatakan bahwa foto itu memang bagus, baik dari momen maupun teknik pencahayaan. Kalau pun mau dikatakan fotografer maka saya ini sebenarnya belum layak untuk bisa dikatakan fotografer amatir.

Kedua, foto tersebut hanyalah foto iseng. Ya, iseng! Ceritanya begini. Beberapa waktu lalu saya bersama keluarga dan tim House of Talent Ministry (www.hotministry.org), lembaga non-profit kami sedang berada di Pondok Remaja di daerah Salib Putih, Salatiga untuk memberikan pelatihan selama tiga hari. Pada waktu itu, saya melihat kolam renang di hotel tersebut sangat bagus. Kebetulan saya tidak membawa kamera digital. Lalu secara spontan, saya mengambil BlackBerry saya dan memotretnya.

Beberapa waktu kemudian, saya menerima sms mengenai adanya lomba tersebut dan secara iseng –tanpa berharap untuk menang sama sekali - saya pun mengirimkan foto tadi. Di luar dugaan, foto tersebut terpilih dari ratusan foto yang masuk ke panitia lomba. Puji Tuhan!

Tidak sedikit teman yang kemudian berkomentar bahwa apa yang terjadi pada saya adalah sebuah hoki alias keberuntungan (luck). Ibarat kata pepatah saya “mendapat durian runtuh” tanpa diduga-duga. Bercermin dari peristiwa ini saya kemudian merenungkan apakah yang saya alami adalah sebuah kebetulan? Benarkah keberuntungan adalah sebuah kebetulan?

Mohon maaf, saya pribadi tidak percaya akan adanya barang-barang yang konon katanya bisa membawa keberuntungan hidup. Jangan-jangan hal-hal tersebut hanya sebuah sugesti yang bisa jadi justru merupakan sebuah tindakan yang berlawanan dengan keyakinan iman alias berhala.

Menjemput Keberuntungan


Meski terkadang tidak bisa dijelaskan secara logika, dalam hal tertentu keberuntungan mungkin dapat kita jemput atau ciptakan. Barangkali beberapa tips berikut akan berguna bagi Anda.

1. Menekuni apa yang Anda lakukan.

Pernahkah Anda mendengar orang yang berkata “wish me luck” ketika akan mengikuti sebuah perlombaan? Pertanyaan terpenting, apakah orang tersebut masuk arena tanpa sama sekali melakukan latihan atau persiapan diri? Tentu saja tidak. Jauh sebelum perlombaan dimulai, peserta lomba tentu sudah giat berlatih dan mempersiapkan diri. Ini adalah bagian dari menekuni sebuah bidang dengan penuh disiplin dan dedikasi. Motivator terkenal, Zig Ziglar berkata bahwa persiapan yang spektakuler mendahului penampilan yang spektakuler (It's true. Spectacular preparation precedes spectacular performance). Ada juga yang berkata, bahwa seorang juara tinju sesungguhnya telah menjadi juara sebelum ia masuk ring. Hanya saja ia baru diakui sebagai juara ketika berada di dalam ring. Barangkali itulah sebabnya ada juga yang berkata bahwa keberuntungan adalah pertemuan antara persiapan diri dan kesempatan.

2. Ambil risiko yang telah diperhitungkan.

Keluar dari zona nyaman dan beranilah mencoba hal-hal baru untuk mendapatkan hasil yang selama ini belum didapatkan. Tentu ini tidak mudah. Keragu-raguan hingga kekhawatiran biasanya akan melingkupi saat kita akan melakukan hal-hal baru. Kalkulasikan secara cermat dan tepat apa saja manfaat yang bisa didapatkan jika kita melakukan hal-hal baru. Lakukan kalkukasi ini bersama mentor atau sahabat-sahabat dekat kita yang selama ini biasa mendukung kita ketika kita memiliki impian akan hari esok yang lebih baik. Ukurlah kemampuan diri. Apakah hal-hal tersebut memang sesuai dengan talenta atau kelebihan kita. Jika kita ingin mencapai hal-hal yang lebih besar kita memang harus bersedia keluar dari zona nyaman namun usahakan tidak meninggalkan zona talenta sebab dalam bidang di mana kita bertalenta kita akan lebih termotivasi. Dan itu adalah salah satu kunci terpenting untuk mempertahankan motivasi diri.

3. Melangkah dengan doa.

Secara pribadi saya sangat menyakini ada kuasa dari tempat yang maha tinggi yang mengatur alur kehidupan setiap orang beriman. Hanya saja terkadang kita tidak menyadarinya. Saya kemudian bercermin ke begitu banyak keberuntungan hidup yang saya alami. Sepertinya semua serba kebetulan namun jika dilihat dari sisi lain, sebetulnya tidak. Misalnya bertemu jodoh justru ketika opname di rumah sakit, memperoleh ayah angkat yang adalah guru Matematika SMA saya hingga memperoleh tawaran membuka bisnis sendiri dengan modal sepenuhnya dari bos. Semua ini tentu tidak terlepas dari doa. Baik doa pribadi maupun doa dari orang-orang yang sungguh mengasihi saya Maka sudah seharusnya ketika kita melakukan sesuatu, kita tidak boleh melupakan kegiatan yang terkadang amat sederhana yang bernama doa.

4. Senantiasa memberikan yang terbaik.

Bisakah kita menjadi orang hebat selama setahun? Rasanya amat sulit. Namun, bisakah kita menjadi orang hebat dalam satu menit? Tentu saja bisa. Anda dan saya tentu saja bisa menjadi sahabat yang baik dalam satu menit, misalnya dengan mendengarkan keluh kesah sahabat atau mengulurkan tangan untuk membantu penderitaan sahabat. Di mana pun kita berada, sadarilah peran yang sedang kita emban, deskripsikan bagaimana kita bisa unggul atau maksimal dalam menjalankan peran tersebut lalu berikan upaya terbaik kita. Jika menit demi menit kehidupan bisa kita melewati dengan menjadi dan melakukan yang terbaik, niscaya hari tersebut akan terasa lebih bermakna. Jika hari-hari menjadi lebih bermakna, demikian pula minggu demi minggu, bulan demi bulan hingga tahun demi tahun yang kita lalui akan terasa jauh lebih indah.

5. Hidup dengan standar karakter yang tinggi.

Kejujuran, integritas, disiplin, komitmen, kesetiaan terkadang menjadi faktor yang jauh lebih penting dalam menunjang kesuksesan seseorang dibandingkan dengan kepandaian akademik semata. Kualitas-kualitas karakter dalam diri seseorang akan menjadi pondasi-pondasi kesuksesan hidup di masa mendatang. Tidak berlebihan jika Chao-Hsiu Chen, penulis The Bamboo Oracle memberikan sebuah nasihat yang amat bijaksana, “Look at your own life and that your roots, your trunks, your branches and your leaves will live as long as your character is noble. Therefore you can be lucky.” Ya, amatilah kehidupan Anda, akar, batang, cabang dan daun-daun Anda akan hidup sepanjang Anda memiliki karakter mulia. Dengan demikian Anda dapat menjumpai keberuntungan dalam hidup Anda.

Semoga Anda senantiasa menjadi orang yang beruntung! Amin.

Artikel oleh : Paulus Winarto (Penulis Buku Maximizing Your Talent, Leadership Trainer dan Dosen).

Kamis, 18 Oktober 2012

BEYOND EXPECTATION


Do a little more than you're paid to. Give a little more than you have to. Try a little harder than you want to. Aim a little higher than you think possible, and give a lot of thanks to God for health, family, and friends.
- Art Linkletter

"Selamat pagi Mr. Sanborn! Nama saya Fred dan saya adalah tukang pos Anda. Saya hanya mampir untuk memperkenalkan diri dan mengucapkan selamat datang di lingkungan ini. Saya juga ingin sedikit mengenal Anda dan apa pekerjaan Anda," sapaan bersahabat itu mengawali hubungan antara Mark Sanborn dan Fred Shea.

Fred adalah orang berpenampilan biasa dengan tinggi dan perawakan rata-rata serta kumis tipis. Meski penampilan fisiknya tidak menandakan sesuatu yang luar biasa, ketulusan dan kehangatannya langsung menarik perhatian.

"Saya seorang pembicara profesional," kata Mark. "Jika Anda pembicara profesional, pastinya sering bepergian," ujar Fred. "Ya, saya bepergian antara 160 sampai 200 hari per tahun," jawab Mark.

Sembari mengangguk, Fred melanjutkan, "Kalau begitu, jika Anda bersedia memberikan salinan jadwal Anda, saya akan mengumpulkan surat Anda dan membundelnya. Surat-surat itu hanya akan saya antarkan ketika Anda sudah sampai di rumah sehingga Anda bisa menerimanya langsung."

Terkejut oleh tawaran yang begitu baik hati, Mark merespon, "Kan Anda bisa menaruh surat itu dalam kotak surat di samping rumah? Nanti saya tinggal mengambilnya ketika saya sudah pulang."

Fred mengerutkan kening sambil menggelengkan kepala, "Mr. Sanborn, pencuri sering mengamati tumpukan surat di kotak surat yang menandakan pemilk rumah sedang keluar kota. Salah-salah Anda bisa menjadi korban pencurian nanti."

Seketika itu Mark sadar, kekhawatiran Fred melebihi kekhawatirannya sendiri. "Begini saran saya Mr. Sanborn. Saya akan menaruh surat Anda di kotak surat sepanjang kotak itu masih bisa saya tutup. Dengan begitu, tidak ada yang tahu Anda sedang keluar kota. Sementara kiriman yang tidak muat di kotak surat akan saya letakkan di antara pintu kasa dan pintu depan. Tidak akan ada yang bisa melihatnya di sana. Jika tempat itu sudah terlalu sesak dengan surat, saya akan menyimpan surat-surat tersebut untuk Anda sampai Anda pulang," tawar Fred.

Seiring perjalanan waktu, Mark juga akhirnya tahu bahwa Fred juga bersikap sama kepada pelanggan yang lain. Dalam perjalanannya mengantar surat, Fred membuang iklan yang melekat di pintu dan membereskan koran yang berceceran di trotoar. Ia bahkan memindahkan tempat sampah ke tempat yang tidak begitu terlihat. Rumah pelanggannya terlihat lebih rapi sehingga berkurang satu petunjuk bagi perampok serta orang yang berniat jahat.

Cerita sederhana tentang sikap seorang tukang pos itu dituangkan Mark Sanborn dalam bukunya The Fred Factor. Cerita tersebut seakan mengingatkan, tidak ada pekerjaan remeh jika dilakukan dengan sepenuh hati sehingga pekerjaan itu sungguh-sungguh memberikan nilai tambah positif. Bagi para pekerja seperti Fred, melayani bukanlah sebuah kewajiban atau beban, melainkan sebuah kesempatan, peluang dan kehormatan.

Dalam bukunya, Mark juga mengulas mengapa Fred melakukan semuanya itu? Ada beberapa poin penting yang dilontarkan Fred. Baginya, melayani orang lain akan memberinya kepuasan setiap hati. Prinsip "ketika Anda berbuat baik, Anda akan merasa baik" telah menjadi bagian hidupnya.

Selain itu, kata Fred, "Saya adalah kritikus terbesar bagi diri saya sendiri. Saya sering diberitahu bahwa saya itu perfeksionis. Akan tetapi, saya memiliki kebutuhan untuk berprestasi sebanyak mungkin setiap hari. Saya melakukan yang terbaik bagi orang lain yang barangkali tidak selalu tahu apa yang telah saya perbuat untuk mereka. Komitmen pribadi saya adalah melakukan yang terbaik yang saya bisa. Anggaplah setiap hari sebagai hari yang baru dan jadikan setiap hari lebih baik daripada hari kemarin. Bahkan pada hari libur, saya memiliki tujuan dan saya merasa masih perlu menyelesaikan banyak hal. Jika saya merasa telah menyia-nyiakan hari, saya tidak akan tidur nyenyak malam itu."

Di atas semuanya itu, ada satu lagi sikap yang sangat menonjol dari Fred. "Saya tidak menganggap mereka sebagai pelanggan pos melainkan sahabat!" tuturnya. Sebuah sikap yang sederhana namun sungguh berdampak. Fred tidak pernah mencari pujian atau pengakuan. Ganjaran dan pengakuan baginya adalah hiasan di atas kue. Kuenya sendiri adalah mengerahkan kerja terbaiknya dan memberikan pelayanan. "Tidak diperlukan banyak waktu untuk membuat orang tersenyum. Dan jika saya mampu membuat seseorang dalam rute antar saya tersenyum, itulah ganjaran atau hadiah untuk saya," ucapnya.

Memberi Lebih


Setiap hari, di mana pun kita berada kita bisa dengan cepat menilai orang-orang yang memberikan nilai tambah. Suatu kali, saya pernah berkunjung ke sebuah pabrik. Beberapa sebelum bel jam pulang kerja berbunyi, para karyawan telah berbaris rapi di pintu keluar. Hanya sebagian kecil yang masih berkutat dengan pekerjaannya seakan hendak berkata bahwa menyelesaikan pekerjaan dengan baik lebih penting daripada pulang tepat waktu.

Saya juga kerap mengamati perilaku para supir taksi menghadapi penumpang yang membawa barang banyak. Ada yang segera turun untuk membantu menata barang-barang tersebut di bagasi. Ada juga yang hanya berdiam diri di dalam mobil setelah menekan tombol pembuka pintu bagasi yang terletak di bawah kursi supir.

Sikap mau memberi lebih sepeti ditunjukkan Fred sebenarnya dapat dilakukan siapa saja yang memang mau. Langkah yang paling sederhana dimulai dengan mengetahui job description (uraian kerja) lalu kerjakan dengan sebaik-baiknya. Jika ini kita lakukan, setidaknya akan mengurangi penilaian atau komentar negatif terhadap kinerja kita.

Langkah berikutnya adalah mencoba mencari tahu apa ekspetasi orang-orang di sekitar kita terhadap kita, kemudian berusaha untuk memenuhi atau melampaui ekspetasi tersebut. Misalnya, seorang atasan tentu berharap agar anak buahnya mampu juga memikirkan solusi dari setiap permasalahan yang diutarakan. Sebaliknya anak buah juga berharap agar atasan peduli dan mau membimbing anak buahnya agar semakin baik.

Bagaimana menurut Anda?

Artikel oleh : Paulus Winarto (Penulis Buku Maximizing Your Talent, Leadership Trainer dan Dosen).

Rabu, 17 Oktober 2012

STAY MOTIVATED


Anda adalah orang yang paling bertanggung jawab atas masa depan Anda. Atas dasar itulah seharusnya Anda tidak berharap orang lain atau sebuah event akan mengubah hidup Anda. Keputusan untuk mengubah hidup Anda sepenuhnya ada di tangan Anda.

Bagaimana saya menjaga motivasi saya setiap hari? Pertanyaan tersebut sangat sering saya dapatkan baik dalam seminar atau pun melalui e-mail. Tampaknya hal yang paling mendorong orang mengajukan pertanyaan tersebut adalah fakta bahwa beberapa hari setelah mengikuti sebuah "event yang menggoncang emosi" seseorang akan kembali menemukan dirinya dalam keadaan yang sama seperti sebelum mengikuti event tersebut.

Dalam bahasa yang lebih gamblang barangkali bisa dikatakan emosi yang bergolak pada saat event berlangsung sebetulnya adalah motivasi sesaat yang jika tidak dijaga akan seperti soda. Mengembang berbuih-buih pada awalnya namun dalam waktu tidak lama akan segera lenyap, tak berbekas.

Sebuah event –seperti seminar motivasi- tentu dapat menginspirasi seseorang untuk mengubah hidupnya menjadi lebih baik dan bisa jadi ini akan menjadi titik nol bagi masa depan yang gilang gemilang. Hal yang sama juga bisa terjadi ketika kita membaca buku tertentu pada saat kita sedang patah semangat. Buku tersebut seolah memberikan kita semangat dan harapan.

Biasanya, setelah itu, kita akan mulai membuat impian. Kita menulis hal-hal yang ingin kita raih di masa mendatang. Namun pertanyaan terpenting, sudah cukupkah semua itu? Tentu saja tidak!

Tantangan terberat adalah bagaimana menjaga motivasi yang ada. Berikut beberapa tips bisa saya bagikan kepada Anda.

Pertama, genggam erat impian Anda.

Memiliki impian dan menggengam erat impian adalah dua hal yang sangat berbeda. Orang yang menggenggam erat impiannya ibarat orang yang telah menyatu dengan impiannya. Ketika bangun pagi, gambaran impian selalu ada dalam pikirannya. Begitu pun ketika ia melakukan aktivitas sehari-hari. Ketika akan berangkat tidur, gambaran itu tetap ada dan bisa jadi senantiasa didoakan.

Kunci untuk membuat impian menyatu dengan diri seseorang adalah KMS (Kejelasan, Manfaat dan Strategi). Kejelasan berarti impian yang dimiliki bukan sekedar angan-angan atau khayalan yang muluk-muluk melainkan bisa dideskripsikan secara jelas. Misalnya ketika seseorang berkata ia ingin jadi orang kaya, dengan jelas ia bisa menggambarkan apa arti kaya baginya.

Manfaat adalah dampak positif yang akan dihasilkan jika impian terwujud. Manfaat yang paling baik dan akan menjadi pemacu serta pemicu seseorang untuk bertindak adalah manfaat yang tidak egois. Artinya, ketika impian itu terwujud maka bukan hanya sang pemilik impian yang akan merasakan dampak positifnya namun juga orang-orang yang dicintai. Inilah yang membuat seseorang merasa memiliki kebermaknaan hidup.

Strategi berbicara mengenai langkah-langkah yang akan ditempuh dalam rangka mencapai impian. Tanpa strategi yang jelas, si pemilik impian ibarat orang yang tersesat dan akan mengalami demotivasi. Strategi yang jelas adalah bagian dari persiapan yang akan membuat seseorang makin percaya diri.

Kedua, perhatikan hubungan-hubungan positif.

Hubungan-hubungan yang kita miliki akan mewarnai cara kita berpikir dan bertindak. Tidak berlebihan jika seorang sahabat mengingatkan bahwa pergaulan yang buruk akan merusak kebiasan yang baik.

Walt Disney mengatakan di dunia ini ada tiga macam orang yaitu well-poisoners, lawn-mover dan life-enhancers. Well-poisoners kurang lebih seperti racun yang manjur. Mereka adalah orang-orang yang membuat Anda patah semangat, meremehkan kreativitas Anda dan sering mengatakan pada Anda hal-hal yang tidak dapat Anda lakukan.

Lawn-movers atau mesin pemotong rumput adalah orang-orang yang berniat baik namun lebih fokus pada kepentingan dirinya sendiri. Mereka memotong rumput di halaman mereka sendiri dan tidak peduli kepada halaman rumah di sebelahnya. Life-enhancers atau para penyemangat hidup yang lebih baik adalah orang-orang yang senang menginspirasi dan membantu orang lain menjadi lebih baik.

Sejak saya tahu pentingnya menjaga hubungan-hubungan positif yang saya miliki saya menjadi lebih selektif dalam bergaul. Memang, saya memiliki banyak teman namun hanya sekian persen saja yang benar-benar akrab. Kami saling berbagi, memotivasi dan mengingatkan.

Ketiga, perhatikan hubungan mentoring Anda.

Salah satu ciri terpenting agar Anda terus bertumbuh adalah senantiasa belajar dan memperbaiki diri. Hal ini hanya dimungkinkan jika Anda memiliki setidaknya seseorang yang lebih pandai, lebih berpengalaman atau lebih bijak dari diri Anda. Jika Anda adalah orang terpandai di komunitas Anda, bisa jadi hal itu akan menghambat pertumbuhan Anda.

Mentoring dapat menjadi sarana terbaik bagi pertumbuhan dalam berbagai bidang kehidupan. Lewat mentoring akan terbangun sebuah relasi positif di mana mentor akan berbagi berbagai sumber daya dan membantu mentee mencapai potensi terbaiknya.

Mentor yang baik adalah mentor yang telah berpengalaman. Artinya, ia telah lebih dewasa dan matang akibat proses kehidupan yang naik turun. Yang tidak kalah pentingnya, mentor adalah orang yang telah mencapai hal-hal yang baru ingin kita capai. Dengan demikian, kita akan memiliki peta masa depan yang lebih jelas dari sang mentor manakala mentor berbagai kisah kesuksesan dan kegagalan hidupnya.

Keempat, perhatikan makanan mental harian Anda.

Selain makanan fisik, makanan mental pun akan berpengaruh bagi kehidupan. Jika sedari bangun pagi kita langsung memasukkan hal-hal negatif, bagaimana mungkin kita bisa berharap sepanjang hari kita akan bersikap positif? Di keluarga kami ada aturan tidak tertulis yaitu usahakan sesedikit mungkin menonton program gosip, apalagi di pagi hari!

Perhatikan juga bahan bacaan. Kitab suci, buku-buku motivasi hingga buku biografi tokoh terkenal yang berhasil bangkit dari kesulitan hidup, kiranya dapat menjadi inspirasi yang menyegarkan hari-hari kita. Dengan kemajuan teknologi informasi, kita pun dapat berlangganan gratis renungan harian dan kata-kata mutiara yang dikirimkan setiap harinya. Saya pribadi sangat menyukai kata-kata mutiara sebab itu merupakan intisari pengalaman atau wisdom sang penulis.

Kelima, bertindak!

Terkadang sebuah event hanya memberikan kita kesadaran pentingnya perubahan hidup namun motivasi sesungguhnya baru kita dapatkan ketika kita bertindak. Ingatlah bahwa dalam kata emotion mengadung unsur motion (gerakan). Terkadang, emosi positif (atau disebut juga antusiasme) baru datang ketika kita bergerak atau mengerjakan sesuatu.

John C. Maxwell dalam program A Minute With Maxwell tentang The Secret of Motivation mengingatkan, “Be a Nike person! Just do it! Ketika seseorang melakukan sesuatu yang seharusnya ia lakukan barulah motivasi itu datang dan menyemangatinya untuk melanjutkan apa yang telah ia lakukan. Motivasi bukanlah penyebab tindakan melainkan produk samping (by product) dari sebuah tindakan. Jika saya berpikir motivasi adalah penyebab maka saya akan menunggu seseorang memotivasi saya baru saya bertindak. Namun ketika saya menyadari motivasi adalah produk samping maka saya akan bertindak lalu perasaan positif itu akan datang menghampiri saya. Dan saya akan berkata, ini sungguh luar biasa!”

Bagaimana menurut Anda?

Artikel oleh : Paulus Winarto (Penulis Buku Maximizing Your Talent, Leadership Trainer dan Dosen).

CANDU ITU BERNAMA MOTIVATOR


"Saya mau ikut seminar motivasi biar hidup saya berubah," ujar seorang pemuda penuh semangat saat akan berangkat menghadiri sebuah seminar motivasi yang diklaim bisa membawa terobosan hidup. Benarkah hidup akan berubah dengan mengikuti sebuah seminar? Tentu saja tidak! Sebab perubahan hidup dinilai dari hasil bukan sekedar tahu atau bersemangat sesaat.

Maksud saya begini, tiap minggu, sebagai orang beriman kita senantiasa pergi ke rumah ibadah. Mendengar khotbah atau nasihat-nasihat kehidupan yang berharga. Pada saat itu, hati kita kerap terbakar, tersentuh atau bergelora. Tapi sebulan kemudian, apa yang terjadi? Apakah perasaan itu masih ada? Apakah pengetahuan yang kita dapatkan tempo hari membuat hidup kita berubah? Belum tentu!

Sebuah event sebagus apa pun, hanya menjadi momentum awal bagi perubahan hidup. Event akan menantang kita berubah karena sebuah event bisa membuat kita tersadar mengenai pola pikir, pola perilaku atau pola tindakan yang keliru. Dan yang harus kita ingat, hanya karena kita tahu atau merasakan sesuatu, tidak berarti kita berubah. 

Sebagai seorang pembicara, saya kerap melihat ada orang-orang tertentu yang dalam istilah saya seminaris atau hobinya dari seminar ke seminar. Misalnya ada yang hobi ikut seminar entrepreneurship dari beberapa tahun silam namun beberapa  bulan lalu bertemu saya, masih saja ia belum memulai bisnis. Ada juga yang hobi ikut seminar motivasi tapi hidupnya tetap sama saja. Mereka ini ibarat orang yang kecanduan seminar motivasi. Ada juga yang seperti kecanduan seorang motivator. Ia senantiasa hadir dalam seminar sang motivator tersebut, meski topik yang dibahasnya sama-sama saja. Pertanyaan paling penting, apakah orang-orang seperti ini kemudian berubah hidupnya? Tidak selalu!

Perubahan membutuhkan sebuah proses penuh perjuangan plus pengorbanan. Kesediaan untuk membayar harga secara penuh dituntut dalam sebuah proses perubahan sejati. Itulah sebabnya saya sering berkata, perubahan itu sifatnya personal. Tidak ada orang lain yang bisa mengubah Anda, jika Anda tidak mau. Situasi atau kondisi, bahkan motivator kelas dunia pun hanya menjadi semacam stimulus bagi perubahan Anda. Namun, keputusan untuk berubah ada di tangan Anda.

Namun jika Anda serius ingin berubah, tanpa ikut seminar motivasi pun Anda bisa berubah. Mengapa? Keinginan serta motivasi dari dalam diri Anda (motivasi internal) selalu jauh lebih baik daripada Anda menunggu dimotivasi oleh situasi, kondisi atau motivator sekaliber apa pun. 

Contonya begini, jika dokter memberitahu Anda bahwa Anda menderita kanker tertentu dan usia Anda paling maksimal hanya 2 bulan lagi, saya percaya dalam waktu dua bulan itu Anda akan melakukan hal-hal terbaik dan terpenting dalam hidup Anda.  Misalnya, menjadi ayah dan ibu yang baik juga melakukan hal yang menjadi kerinduan hati Anda, seperti menulis buku. Saya pernah mendengar kisah seorang tokoh terkenal yang justru menulis buku di akhir hayatnya, dalam keadaan sakit dan terbaring di rumah sakit. Dalam waktu sekitar enam bulan terakhir hidupnya itu, ia berhasil merampungkan sebuah buku. Semua itu dilakukannya tanpa perlu hadir dalam seminar motivasi karena ia mempunyai motivasi internal yang sangat kuat!

Tolong dipahami, saya sama sekali tidak anti seminar atau motivator. Sama sekali tidak! Bagaimana mungkin saya anti hal tersebut? Saya sendiri sejak tahun 2002 menulis buku-buku motivasi dan pengembangan diri. Saya memperdalam ilmu pengembangan diri dan kepemimpinan dari guru kepemimpinan, Dr. John C. Maxwell. Artinya ilmu tersebut menarik bagi saya dan akan betul-betul berguna jika dipraktekkan secara konsisten. Saya tidak pernah menyebut diri saya sebagai motivator! Publik yang memberikan sebutan itu. Baik secara lisan, lewat plakat atau pun sertifikat tanda terima kasih karena saya telah berbicara di sebuah institusi atau lembaga.

John C. Maxwell sendiri mengatakan ada 2 macam motivator. Yang pertama adalah motivational speaker. Ia mampu membakar semangat Anda sehingga pada saat seminar Anda merasa harus membuat komitmen ini - itu namun keesokan harinya Anda bingung sendiri dan tidak tahu apa yang harus Anda lakukan agar hidup Anda berubah. Yang kedua adalah motivational teacher. Ibarat seorang guru handal, ia tidak hanya menyemangati Anda tapi juga mengajarkan cara-cara bagaimana Anda mencapai impian atau merubah hidup Anda. Ia ibarat seorang tour guide handal. Beruntunglah Anda jika Anda menjumpai atau dibimbing oleh orang semacam ini sebab ia memberikan Anda peta jalan di saat Anda penuh gairah untuk menempuh perjalanan sukses Anda. Peta jalan itu sangat penting agar Anda tidak tersesat.

Saya juga amat prihatin karena beberapa tahun terakhir ini banyak bermunculan orang yang berani menyebut diri mereka sebagai motivator. Dipajang dengan keren di kartu nama, dsb. Ini memang menarik namun dilema. Menarik karena kehadiran para motivator terkadang bisa membawa angin segar untuk memulai perubahan. Dilema karena banyak di antara motivator yang sebenarnya hanya jago omong. Mereka ibarat travel agent, bukan tour guide. Travel agent memberikan Anda tiket dan menjelaskan paket wisata yang Anda beli namun belum tentu ia pernah ke tempat-tempat wisata yang akan Anda kunjungi. Kalau tour guide, ia pasti pernah ke sana dan ia tahu jalan menuju sana dan ia bersedia membimbing Anda menuju ke sana.

Lebih menyedihkan lagi, tidak sedikit yang menjadi motivator hanya karena tergiur dengan besarnya tarif bicara para motivator alias speaking fee. “Menjadi motivator adalah panggilan hidup, bukan profesi,” ujar seorang teman motivator yang aktif dalam pelayanan sosial. Ia sering tampil memberikan motivasi tanpa dibayar satu rupiah pun, bahkan kerap kali ia harus menanggung sendiri semua biaya transportasi dan akomodasi. Salut!

Sekarang, semuanya terpulang kepada Anda. Berubah karena memiliki motivasi internal yang kuat ataukah harus menunggu bertemu seorang motivator?

Artikel oleh : Paulus Winarto (Penulis Buku Maximizing Your Talent, Leadership Trainer dan Dosen).

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger