TIPS 5: DISTORSI
Ketika Anda belum berhasil mencapai apa yg Anda inginkan maka mungkin Anda perlu merubah DISTORSI Anda. DISTORSI berarti memaknakan sesuatu secara bebas sesuai konteks.
Contoh:
1. Seorang anak yg rewel dapat dimaknakan sebagai anak yg cerewet, nakal, keras kepala atau dapat dimaknakan bahwa anak tsb sedang bertumbuh kecerdasan/ kreatifitasnya.
2. Seorang karyawan yg ditugaskan ke pelosok terpencil utk membuka cabang dapat mengartikan bahwa dia tidak disukai atasan, menjadi kambing hitam, selalu kena sial, dlsbnya atau dia dapat memaknakan bahwa ini adalah tantangan atau kesempatan utk berprestasi lebih tinggi sehingga setelah berhasil di daerah maka dia kemungkinan besar mendapat promosi di kantor pusat.
Distorsi yg berbeda akan memberikan hasil yg berbeda pula. Ketika seorang anak dimaknakan cerewet, nakal, bandel maka dia akan tumbuh sesuai dengan apa yg dicap pada dirinya. Sebaliknya ketika diartikan sedang bertumbuh kecerdasannya maka perlakuan orang tua juga akan berbeda, ya?! Orang tua akan merespon dan meluangkan waktu utk membimbing dengan lebih bijak dan sabar.
Karyawan yg memaknakan bahwa dirinya adalah korban dan tidak disukai atasan pasti tidak akan bekerja sungguh-sungguh dibanding yg memaknakan bahwa penugasan ke pelosok tsb adalah sebuah kesempatan sehingga dia akan berusaha sepenuh hati utk berprestasi.
Saya mendistorsikan bahwa komplain, feedback, pertanyaan, penilaian dari audience selama ini adalah sebuah pembelajaran penting yg sangat membantu dalam pencapaian outcome saya sebagai seorang professional speaker. Saya bisa saja memaknakan komplain, feedback, pertanyaan, penilaian sebagai hambatan/masalah yg menghadang dan membuat saya stres, pesimis, kurang percaya diri tetapi saya sadar bahwa itu tidak bermanfaat dan tidak membantu dalam pencapaian outcome saya.
Kalau sesuatu itu tidak bermanfaat, distorsikan saja maknanya sehingga dapat membantu pencapaian tujuan/goal dengan lebih CEPAT dan EFEKTIF.
Artikel oleh : Putera Lengkong, MBA, LMNLP, CHt (Pembicara Seminar, Trainer, Coach, Therapist)
0 komentar:
Posting Komentar