Senin, 22 Oktober 2012

4 SKILLS TO IMPROVE YOUR CAREER

Kompetisi dalam dunia kerja terus terjadi oleh karena itu kita harus mampu bersaing dengan yang lain agar dapat terus meningkat dalam karir. Seringkali dalam training yang saya adakan saya berkata kepada para peserta bahwa cara terbaik untuk berkompetisi dalam dunia kerja adalah dengan cara meningkatkan kompetensi yang dapat membuat kita terus lebih unggul dari yang lainnya. Tentunya kita tidak cukup cuma ahli di bidang kita melainkan kita juga perlu menguasai keahlian-keahlian lainnya yang dapat mendukung keahlian utama yang sudah dimiliki. Berikut ini ada 4 macam keahlian yang perlu dikuasai untuk mendatangkan peningkatan pada karir kita:

1. Selling Skill 
Kemampuan menjual bukan hanya perlu dikuasai oleh para sales tapi juga oleh setiap orang yang ingin meningkat dalam karir. Karena dalam bidang pekerjaan apapun seseorang harus mampu menjual apakah itu suatu produk atau jasa, maupun "menjual diri" sendiri yang mungkin bisa diartikan seperti seorang karyawan menjual kinerjanya pada suatu perusahaan, seorang guru menjual pengetahuan, seorang designer menjual keahliannya. Intinya setiap kita bertanggung jawab penuh untuk menciptakan nilai tambah pribadi yang membuat nilai jual kita semakin tinggi sehingga karir dapat terus melejit.

2. Interpersonal Skill 
Keahlian membangun hubungan dan berinteraksi dengan orang lain sangat dibutuhkan untuk meningkat dalam karir. Karena dalam dunia kerja hampir tiga perempat waktu yang kita habiskan berhubungan dengan orang banyak seperti customer, supplier, atasan, rekan kerja, bawahan. Makanya tidak heran sejumlah studi ilmiah menyimpulkan 85% kunci sukses ditentukan bukan dari keahlian atau keterampilan teknis saja melainkan kemahiran dalam menjalin hubungan baik dengan orang lain. Kemampuan membina hubungan akan sangat menolong kita dalam hal kerjasama tim, membangun networking, memenangkan hati pelanggan, dan disukai banyak orang.

3. Communication Skill 
Kemampuan berkomunikasi adalah suatu alat yang penting untuk meraih kemajuan dalam karir. Fakta menunjukkan bahwa kemampuan anda mencapai tujuan sangat dipengaruhi pada kemampuan anda dalam berkomunikasi dan mempengaruhi orang lain. Keahlian ini dapat terus dilatih dan dikembangkan agar kita dapat menjadi komunikator yang handal sehingga kita dapat dengan efektif menyampaikan ide-ide, mempresentasikan suatu proyek, mengkomunikasikan manfaat suatu produk atau jasa yang akan menentukan suatu penjualan.

4. Learning Skill 
Kita hidup di era informasi yang mana suatu informasi dapat diakses secara mudah dengan berbagai sarana. Beberapa informasi tertentu dapat menjadi sangat berharga yang mendatangkan berbagai keuntungan. Hal inilah yang harusnya mendorong kita untuk terus menyerap sebanyak mungkin informasi yang dibutuhkan sesuai bidang kita melalui seminar, koran, internet, membaca buku bahkan belajar dari para praktisi dan ahlinya. Proses ini menuntut pembelajaran yang efektif agar kita tidak ketinggalan dengan yang lain, selain itu juga kita harus mampu menyeleksi dan mengolah informasi yang kita serap agar selalu relevan dengan diri kita. Peningkatan pengetahuan selalu diikuti dengan peningkatan kompetensi lalu diikuti dengan peningkatan karir.

Apabila anda serius ingin meningkatkan karir, maka mulai investasikan waktu anda untuk mempelajari keahlian-keahlian tersebut dan anda akan lihat hasilnya yang mendatangkan banyak manfaat.

Artikel : Haryanto Kandani, motivatorindonesia.com 

SANDAL KULIT SAPI SANG RAJA


Dari sekian banyak kisah inspiratif yang mengandung banyak arti dan renungan hidup,admin mengutip salah satunya,"Sandal Kulit Sapi Sang Raja". Kisah ini sangat cocok di baca kita semua,apalagi yang ingin mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Kita sebenarnya harus sadar, bijaksana dalam bertindak, barulah hidup bisa lebih menyenangkan.

Seorang Maharaja akan berkeliling negeri untuk melihat keadaan rakyatnya. Ia memutuskan untuk berjalan kaki saja. Baru beberapa meter berjalan di luar istana kakinya terluka karena terantuk batu. Ia berpikir, “Ternyata jalan-jalan di negeriku ini jelek sekali. Aku harus memperbaikinya.”

Maharaja lalu memanggil seluruh menteri istana. Ia memerintahkan untuk melapisi seluruh jalan-jalan di negerinya dengan kulit sapi yang terbaik. Segera saja para menteri istana melakukan persiapan-persiapan. Mereka mengumpulkan sapi-sapi dari seluruh negeri.

Di tengah-tengah kesibukan yang luar biasa itu, datanglah seorang penasehat menghadap Maharaja. Ia berkata pada Maharaja, “Wahai Paduka, mengapa Paduka hendak membuat sekian banyak kulit sapi untuk melapisi jalan-jalan di negeri ini, padahal sesungguhnya yang Paduka perlukan hanyalah dua potong kulit sapi untuk melapisi telapak kaki Paduka saja.” Konon sejak itulah dunia menemukan kulit pelapis telapak kaki yang kita sebut “Sandal“.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ada pelajaran yang berharga dari cerita itu. Untuk membuat dunia menjadi tempat yang nyaman untuk hidup, kadangkala kita harus mengubah cara pandang kita, hati kita, dan diri kita sendiri. Sang raja mungkin mempunyai niat yang baik, namun dia tidak mempunyai cara yang efektif seperti yang dikemukakan seorang penasehat.

Sesuatu yang berlebihan akan menghasilkan keborosan, kemubadziran dan bahkan mungkin juga bisa merugikan pihak yang lainnya. Kadangkala sebuah penemuan yang cerdas, adalah membuat sesuatu yang sulit menjadi lebih mudah dengan cara yang sederhana

CERITA PAKU


Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bersifat pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan marah sang anak, ayahnya memberikan sekantong paku dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah paku di pagar belakang setiap kali dia marah …

Hari pertama anak itu telah memakukan 48 paku ke pagar setiap kali dia marah … Lalu secara bertahap jumlah itu berkurang. Dia mendapati bahwa ternyata lebih mudah menahan amarahnya daripada memakukan paku ke pagar.

Akhirnya tibalah hari dimana anak tersebut merasa sama sekali bisa mengendalikan amarahnya dan tidak cepat kehilangan kesabarannya. Dia memberitahukan hal ini kepada ayahnya, yang kemudian mengusulkan agar dia mencabut satu paku untuk setiap hari dimana dia tidak marah.

Hari-hari berlalu dan anak laki-laki itu akhirnya memberitahu ayahnya bahwa semua paku telah tercabut olehnya. Lalu sang ayah menuntun anaknya ke pagar. “Hmm, kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi, lihatlah lubang-lubang di pagar ini. Pagar ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya. “Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan. Kata-katamu meninggalkan bekas seperti lubang ini … di hati orang lain.

Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang, lalu mencabut pisau itu … Tetapi tidak peduli beberapa kali kamu minta maaf, luka itu akan tetap ada … DAN luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka fisik …”

~Author Unknown

Jumat, 19 Oktober 2012

CREATING YOUR OWN LUCK


Jika Anda percaya hukum tabur tuai maka keberuntungan pun barangkali bisa dikondisikan. Jadi mulailah menabur hal-hal baik sehingga Anda bisa menuai banyak keberuntungan dalam hidup Anda.

"Selamat foto Bapak yang berjudul Senja di Salatiga memenangkan BlackBerry Photo and Theme Contest yang diadakan oleh Telkomsel. Bapak mendapatkan hadiah sebuah BlackBerry Gemini. Selamat ya, Pak," kata petugas Telkomsel yang menelpon saya siang itu. Tentu saja ini sebuah kabar gembira sebab saya sama sekali tidak menduga akan menjadi salah satu dari tiga pemenang lomba tersebut.

Ada begitu banyak hal yang membuat saya semula agak ragu akan menang. Pertama, saya bukan seorang fotografer atau setidaknya saya tidak mengerti teknik fotografi yang baik. Saya juga agak bingung ketika beberapa teman yang mengerti fotografi mengatakan bahwa foto itu memang bagus, baik dari momen maupun teknik pencahayaan. Kalau pun mau dikatakan fotografer maka saya ini sebenarnya belum layak untuk bisa dikatakan fotografer amatir.

Kedua, foto tersebut hanyalah foto iseng. Ya, iseng! Ceritanya begini. Beberapa waktu lalu saya bersama keluarga dan tim House of Talent Ministry (www.hotministry.org), lembaga non-profit kami sedang berada di Pondok Remaja di daerah Salib Putih, Salatiga untuk memberikan pelatihan selama tiga hari. Pada waktu itu, saya melihat kolam renang di hotel tersebut sangat bagus. Kebetulan saya tidak membawa kamera digital. Lalu secara spontan, saya mengambil BlackBerry saya dan memotretnya.

Beberapa waktu kemudian, saya menerima sms mengenai adanya lomba tersebut dan secara iseng –tanpa berharap untuk menang sama sekali - saya pun mengirimkan foto tadi. Di luar dugaan, foto tersebut terpilih dari ratusan foto yang masuk ke panitia lomba. Puji Tuhan!

Tidak sedikit teman yang kemudian berkomentar bahwa apa yang terjadi pada saya adalah sebuah hoki alias keberuntungan (luck). Ibarat kata pepatah saya “mendapat durian runtuh” tanpa diduga-duga. Bercermin dari peristiwa ini saya kemudian merenungkan apakah yang saya alami adalah sebuah kebetulan? Benarkah keberuntungan adalah sebuah kebetulan?

Mohon maaf, saya pribadi tidak percaya akan adanya barang-barang yang konon katanya bisa membawa keberuntungan hidup. Jangan-jangan hal-hal tersebut hanya sebuah sugesti yang bisa jadi justru merupakan sebuah tindakan yang berlawanan dengan keyakinan iman alias berhala.

Menjemput Keberuntungan


Meski terkadang tidak bisa dijelaskan secara logika, dalam hal tertentu keberuntungan mungkin dapat kita jemput atau ciptakan. Barangkali beberapa tips berikut akan berguna bagi Anda.

1. Menekuni apa yang Anda lakukan.

Pernahkah Anda mendengar orang yang berkata “wish me luck” ketika akan mengikuti sebuah perlombaan? Pertanyaan terpenting, apakah orang tersebut masuk arena tanpa sama sekali melakukan latihan atau persiapan diri? Tentu saja tidak. Jauh sebelum perlombaan dimulai, peserta lomba tentu sudah giat berlatih dan mempersiapkan diri. Ini adalah bagian dari menekuni sebuah bidang dengan penuh disiplin dan dedikasi. Motivator terkenal, Zig Ziglar berkata bahwa persiapan yang spektakuler mendahului penampilan yang spektakuler (It's true. Spectacular preparation precedes spectacular performance). Ada juga yang berkata, bahwa seorang juara tinju sesungguhnya telah menjadi juara sebelum ia masuk ring. Hanya saja ia baru diakui sebagai juara ketika berada di dalam ring. Barangkali itulah sebabnya ada juga yang berkata bahwa keberuntungan adalah pertemuan antara persiapan diri dan kesempatan.

2. Ambil risiko yang telah diperhitungkan.

Keluar dari zona nyaman dan beranilah mencoba hal-hal baru untuk mendapatkan hasil yang selama ini belum didapatkan. Tentu ini tidak mudah. Keragu-raguan hingga kekhawatiran biasanya akan melingkupi saat kita akan melakukan hal-hal baru. Kalkulasikan secara cermat dan tepat apa saja manfaat yang bisa didapatkan jika kita melakukan hal-hal baru. Lakukan kalkukasi ini bersama mentor atau sahabat-sahabat dekat kita yang selama ini biasa mendukung kita ketika kita memiliki impian akan hari esok yang lebih baik. Ukurlah kemampuan diri. Apakah hal-hal tersebut memang sesuai dengan talenta atau kelebihan kita. Jika kita ingin mencapai hal-hal yang lebih besar kita memang harus bersedia keluar dari zona nyaman namun usahakan tidak meninggalkan zona talenta sebab dalam bidang di mana kita bertalenta kita akan lebih termotivasi. Dan itu adalah salah satu kunci terpenting untuk mempertahankan motivasi diri.

3. Melangkah dengan doa.

Secara pribadi saya sangat menyakini ada kuasa dari tempat yang maha tinggi yang mengatur alur kehidupan setiap orang beriman. Hanya saja terkadang kita tidak menyadarinya. Saya kemudian bercermin ke begitu banyak keberuntungan hidup yang saya alami. Sepertinya semua serba kebetulan namun jika dilihat dari sisi lain, sebetulnya tidak. Misalnya bertemu jodoh justru ketika opname di rumah sakit, memperoleh ayah angkat yang adalah guru Matematika SMA saya hingga memperoleh tawaran membuka bisnis sendiri dengan modal sepenuhnya dari bos. Semua ini tentu tidak terlepas dari doa. Baik doa pribadi maupun doa dari orang-orang yang sungguh mengasihi saya Maka sudah seharusnya ketika kita melakukan sesuatu, kita tidak boleh melupakan kegiatan yang terkadang amat sederhana yang bernama doa.

4. Senantiasa memberikan yang terbaik.

Bisakah kita menjadi orang hebat selama setahun? Rasanya amat sulit. Namun, bisakah kita menjadi orang hebat dalam satu menit? Tentu saja bisa. Anda dan saya tentu saja bisa menjadi sahabat yang baik dalam satu menit, misalnya dengan mendengarkan keluh kesah sahabat atau mengulurkan tangan untuk membantu penderitaan sahabat. Di mana pun kita berada, sadarilah peran yang sedang kita emban, deskripsikan bagaimana kita bisa unggul atau maksimal dalam menjalankan peran tersebut lalu berikan upaya terbaik kita. Jika menit demi menit kehidupan bisa kita melewati dengan menjadi dan melakukan yang terbaik, niscaya hari tersebut akan terasa lebih bermakna. Jika hari-hari menjadi lebih bermakna, demikian pula minggu demi minggu, bulan demi bulan hingga tahun demi tahun yang kita lalui akan terasa jauh lebih indah.

5. Hidup dengan standar karakter yang tinggi.

Kejujuran, integritas, disiplin, komitmen, kesetiaan terkadang menjadi faktor yang jauh lebih penting dalam menunjang kesuksesan seseorang dibandingkan dengan kepandaian akademik semata. Kualitas-kualitas karakter dalam diri seseorang akan menjadi pondasi-pondasi kesuksesan hidup di masa mendatang. Tidak berlebihan jika Chao-Hsiu Chen, penulis The Bamboo Oracle memberikan sebuah nasihat yang amat bijaksana, “Look at your own life and that your roots, your trunks, your branches and your leaves will live as long as your character is noble. Therefore you can be lucky.” Ya, amatilah kehidupan Anda, akar, batang, cabang dan daun-daun Anda akan hidup sepanjang Anda memiliki karakter mulia. Dengan demikian Anda dapat menjumpai keberuntungan dalam hidup Anda.

Semoga Anda senantiasa menjadi orang yang beruntung! Amin.

Artikel oleh : Paulus Winarto (Penulis Buku Maximizing Your Talent, Leadership Trainer dan Dosen).

Kamis, 18 Oktober 2012

BEYOND EXPECTATION


Do a little more than you're paid to. Give a little more than you have to. Try a little harder than you want to. Aim a little higher than you think possible, and give a lot of thanks to God for health, family, and friends.
- Art Linkletter

"Selamat pagi Mr. Sanborn! Nama saya Fred dan saya adalah tukang pos Anda. Saya hanya mampir untuk memperkenalkan diri dan mengucapkan selamat datang di lingkungan ini. Saya juga ingin sedikit mengenal Anda dan apa pekerjaan Anda," sapaan bersahabat itu mengawali hubungan antara Mark Sanborn dan Fred Shea.

Fred adalah orang berpenampilan biasa dengan tinggi dan perawakan rata-rata serta kumis tipis. Meski penampilan fisiknya tidak menandakan sesuatu yang luar biasa, ketulusan dan kehangatannya langsung menarik perhatian.

"Saya seorang pembicara profesional," kata Mark. "Jika Anda pembicara profesional, pastinya sering bepergian," ujar Fred. "Ya, saya bepergian antara 160 sampai 200 hari per tahun," jawab Mark.

Sembari mengangguk, Fred melanjutkan, "Kalau begitu, jika Anda bersedia memberikan salinan jadwal Anda, saya akan mengumpulkan surat Anda dan membundelnya. Surat-surat itu hanya akan saya antarkan ketika Anda sudah sampai di rumah sehingga Anda bisa menerimanya langsung."

Terkejut oleh tawaran yang begitu baik hati, Mark merespon, "Kan Anda bisa menaruh surat itu dalam kotak surat di samping rumah? Nanti saya tinggal mengambilnya ketika saya sudah pulang."

Fred mengerutkan kening sambil menggelengkan kepala, "Mr. Sanborn, pencuri sering mengamati tumpukan surat di kotak surat yang menandakan pemilk rumah sedang keluar kota. Salah-salah Anda bisa menjadi korban pencurian nanti."

Seketika itu Mark sadar, kekhawatiran Fred melebihi kekhawatirannya sendiri. "Begini saran saya Mr. Sanborn. Saya akan menaruh surat Anda di kotak surat sepanjang kotak itu masih bisa saya tutup. Dengan begitu, tidak ada yang tahu Anda sedang keluar kota. Sementara kiriman yang tidak muat di kotak surat akan saya letakkan di antara pintu kasa dan pintu depan. Tidak akan ada yang bisa melihatnya di sana. Jika tempat itu sudah terlalu sesak dengan surat, saya akan menyimpan surat-surat tersebut untuk Anda sampai Anda pulang," tawar Fred.

Seiring perjalanan waktu, Mark juga akhirnya tahu bahwa Fred juga bersikap sama kepada pelanggan yang lain. Dalam perjalanannya mengantar surat, Fred membuang iklan yang melekat di pintu dan membereskan koran yang berceceran di trotoar. Ia bahkan memindahkan tempat sampah ke tempat yang tidak begitu terlihat. Rumah pelanggannya terlihat lebih rapi sehingga berkurang satu petunjuk bagi perampok serta orang yang berniat jahat.

Cerita sederhana tentang sikap seorang tukang pos itu dituangkan Mark Sanborn dalam bukunya The Fred Factor. Cerita tersebut seakan mengingatkan, tidak ada pekerjaan remeh jika dilakukan dengan sepenuh hati sehingga pekerjaan itu sungguh-sungguh memberikan nilai tambah positif. Bagi para pekerja seperti Fred, melayani bukanlah sebuah kewajiban atau beban, melainkan sebuah kesempatan, peluang dan kehormatan.

Dalam bukunya, Mark juga mengulas mengapa Fred melakukan semuanya itu? Ada beberapa poin penting yang dilontarkan Fred. Baginya, melayani orang lain akan memberinya kepuasan setiap hati. Prinsip "ketika Anda berbuat baik, Anda akan merasa baik" telah menjadi bagian hidupnya.

Selain itu, kata Fred, "Saya adalah kritikus terbesar bagi diri saya sendiri. Saya sering diberitahu bahwa saya itu perfeksionis. Akan tetapi, saya memiliki kebutuhan untuk berprestasi sebanyak mungkin setiap hari. Saya melakukan yang terbaik bagi orang lain yang barangkali tidak selalu tahu apa yang telah saya perbuat untuk mereka. Komitmen pribadi saya adalah melakukan yang terbaik yang saya bisa. Anggaplah setiap hari sebagai hari yang baru dan jadikan setiap hari lebih baik daripada hari kemarin. Bahkan pada hari libur, saya memiliki tujuan dan saya merasa masih perlu menyelesaikan banyak hal. Jika saya merasa telah menyia-nyiakan hari, saya tidak akan tidur nyenyak malam itu."

Di atas semuanya itu, ada satu lagi sikap yang sangat menonjol dari Fred. "Saya tidak menganggap mereka sebagai pelanggan pos melainkan sahabat!" tuturnya. Sebuah sikap yang sederhana namun sungguh berdampak. Fred tidak pernah mencari pujian atau pengakuan. Ganjaran dan pengakuan baginya adalah hiasan di atas kue. Kuenya sendiri adalah mengerahkan kerja terbaiknya dan memberikan pelayanan. "Tidak diperlukan banyak waktu untuk membuat orang tersenyum. Dan jika saya mampu membuat seseorang dalam rute antar saya tersenyum, itulah ganjaran atau hadiah untuk saya," ucapnya.

Memberi Lebih


Setiap hari, di mana pun kita berada kita bisa dengan cepat menilai orang-orang yang memberikan nilai tambah. Suatu kali, saya pernah berkunjung ke sebuah pabrik. Beberapa sebelum bel jam pulang kerja berbunyi, para karyawan telah berbaris rapi di pintu keluar. Hanya sebagian kecil yang masih berkutat dengan pekerjaannya seakan hendak berkata bahwa menyelesaikan pekerjaan dengan baik lebih penting daripada pulang tepat waktu.

Saya juga kerap mengamati perilaku para supir taksi menghadapi penumpang yang membawa barang banyak. Ada yang segera turun untuk membantu menata barang-barang tersebut di bagasi. Ada juga yang hanya berdiam diri di dalam mobil setelah menekan tombol pembuka pintu bagasi yang terletak di bawah kursi supir.

Sikap mau memberi lebih sepeti ditunjukkan Fred sebenarnya dapat dilakukan siapa saja yang memang mau. Langkah yang paling sederhana dimulai dengan mengetahui job description (uraian kerja) lalu kerjakan dengan sebaik-baiknya. Jika ini kita lakukan, setidaknya akan mengurangi penilaian atau komentar negatif terhadap kinerja kita.

Langkah berikutnya adalah mencoba mencari tahu apa ekspetasi orang-orang di sekitar kita terhadap kita, kemudian berusaha untuk memenuhi atau melampaui ekspetasi tersebut. Misalnya, seorang atasan tentu berharap agar anak buahnya mampu juga memikirkan solusi dari setiap permasalahan yang diutarakan. Sebaliknya anak buah juga berharap agar atasan peduli dan mau membimbing anak buahnya agar semakin baik.

Bagaimana menurut Anda?

Artikel oleh : Paulus Winarto (Penulis Buku Maximizing Your Talent, Leadership Trainer dan Dosen).

Rabu, 17 Oktober 2012

STAY MOTIVATED


Anda adalah orang yang paling bertanggung jawab atas masa depan Anda. Atas dasar itulah seharusnya Anda tidak berharap orang lain atau sebuah event akan mengubah hidup Anda. Keputusan untuk mengubah hidup Anda sepenuhnya ada di tangan Anda.

Bagaimana saya menjaga motivasi saya setiap hari? Pertanyaan tersebut sangat sering saya dapatkan baik dalam seminar atau pun melalui e-mail. Tampaknya hal yang paling mendorong orang mengajukan pertanyaan tersebut adalah fakta bahwa beberapa hari setelah mengikuti sebuah "event yang menggoncang emosi" seseorang akan kembali menemukan dirinya dalam keadaan yang sama seperti sebelum mengikuti event tersebut.

Dalam bahasa yang lebih gamblang barangkali bisa dikatakan emosi yang bergolak pada saat event berlangsung sebetulnya adalah motivasi sesaat yang jika tidak dijaga akan seperti soda. Mengembang berbuih-buih pada awalnya namun dalam waktu tidak lama akan segera lenyap, tak berbekas.

Sebuah event –seperti seminar motivasi- tentu dapat menginspirasi seseorang untuk mengubah hidupnya menjadi lebih baik dan bisa jadi ini akan menjadi titik nol bagi masa depan yang gilang gemilang. Hal yang sama juga bisa terjadi ketika kita membaca buku tertentu pada saat kita sedang patah semangat. Buku tersebut seolah memberikan kita semangat dan harapan.

Biasanya, setelah itu, kita akan mulai membuat impian. Kita menulis hal-hal yang ingin kita raih di masa mendatang. Namun pertanyaan terpenting, sudah cukupkah semua itu? Tentu saja tidak!

Tantangan terberat adalah bagaimana menjaga motivasi yang ada. Berikut beberapa tips bisa saya bagikan kepada Anda.

Pertama, genggam erat impian Anda.

Memiliki impian dan menggengam erat impian adalah dua hal yang sangat berbeda. Orang yang menggenggam erat impiannya ibarat orang yang telah menyatu dengan impiannya. Ketika bangun pagi, gambaran impian selalu ada dalam pikirannya. Begitu pun ketika ia melakukan aktivitas sehari-hari. Ketika akan berangkat tidur, gambaran itu tetap ada dan bisa jadi senantiasa didoakan.

Kunci untuk membuat impian menyatu dengan diri seseorang adalah KMS (Kejelasan, Manfaat dan Strategi). Kejelasan berarti impian yang dimiliki bukan sekedar angan-angan atau khayalan yang muluk-muluk melainkan bisa dideskripsikan secara jelas. Misalnya ketika seseorang berkata ia ingin jadi orang kaya, dengan jelas ia bisa menggambarkan apa arti kaya baginya.

Manfaat adalah dampak positif yang akan dihasilkan jika impian terwujud. Manfaat yang paling baik dan akan menjadi pemacu serta pemicu seseorang untuk bertindak adalah manfaat yang tidak egois. Artinya, ketika impian itu terwujud maka bukan hanya sang pemilik impian yang akan merasakan dampak positifnya namun juga orang-orang yang dicintai. Inilah yang membuat seseorang merasa memiliki kebermaknaan hidup.

Strategi berbicara mengenai langkah-langkah yang akan ditempuh dalam rangka mencapai impian. Tanpa strategi yang jelas, si pemilik impian ibarat orang yang tersesat dan akan mengalami demotivasi. Strategi yang jelas adalah bagian dari persiapan yang akan membuat seseorang makin percaya diri.

Kedua, perhatikan hubungan-hubungan positif.

Hubungan-hubungan yang kita miliki akan mewarnai cara kita berpikir dan bertindak. Tidak berlebihan jika seorang sahabat mengingatkan bahwa pergaulan yang buruk akan merusak kebiasan yang baik.

Walt Disney mengatakan di dunia ini ada tiga macam orang yaitu well-poisoners, lawn-mover dan life-enhancers. Well-poisoners kurang lebih seperti racun yang manjur. Mereka adalah orang-orang yang membuat Anda patah semangat, meremehkan kreativitas Anda dan sering mengatakan pada Anda hal-hal yang tidak dapat Anda lakukan.

Lawn-movers atau mesin pemotong rumput adalah orang-orang yang berniat baik namun lebih fokus pada kepentingan dirinya sendiri. Mereka memotong rumput di halaman mereka sendiri dan tidak peduli kepada halaman rumah di sebelahnya. Life-enhancers atau para penyemangat hidup yang lebih baik adalah orang-orang yang senang menginspirasi dan membantu orang lain menjadi lebih baik.

Sejak saya tahu pentingnya menjaga hubungan-hubungan positif yang saya miliki saya menjadi lebih selektif dalam bergaul. Memang, saya memiliki banyak teman namun hanya sekian persen saja yang benar-benar akrab. Kami saling berbagi, memotivasi dan mengingatkan.

Ketiga, perhatikan hubungan mentoring Anda.

Salah satu ciri terpenting agar Anda terus bertumbuh adalah senantiasa belajar dan memperbaiki diri. Hal ini hanya dimungkinkan jika Anda memiliki setidaknya seseorang yang lebih pandai, lebih berpengalaman atau lebih bijak dari diri Anda. Jika Anda adalah orang terpandai di komunitas Anda, bisa jadi hal itu akan menghambat pertumbuhan Anda.

Mentoring dapat menjadi sarana terbaik bagi pertumbuhan dalam berbagai bidang kehidupan. Lewat mentoring akan terbangun sebuah relasi positif di mana mentor akan berbagi berbagai sumber daya dan membantu mentee mencapai potensi terbaiknya.

Mentor yang baik adalah mentor yang telah berpengalaman. Artinya, ia telah lebih dewasa dan matang akibat proses kehidupan yang naik turun. Yang tidak kalah pentingnya, mentor adalah orang yang telah mencapai hal-hal yang baru ingin kita capai. Dengan demikian, kita akan memiliki peta masa depan yang lebih jelas dari sang mentor manakala mentor berbagai kisah kesuksesan dan kegagalan hidupnya.

Keempat, perhatikan makanan mental harian Anda.

Selain makanan fisik, makanan mental pun akan berpengaruh bagi kehidupan. Jika sedari bangun pagi kita langsung memasukkan hal-hal negatif, bagaimana mungkin kita bisa berharap sepanjang hari kita akan bersikap positif? Di keluarga kami ada aturan tidak tertulis yaitu usahakan sesedikit mungkin menonton program gosip, apalagi di pagi hari!

Perhatikan juga bahan bacaan. Kitab suci, buku-buku motivasi hingga buku biografi tokoh terkenal yang berhasil bangkit dari kesulitan hidup, kiranya dapat menjadi inspirasi yang menyegarkan hari-hari kita. Dengan kemajuan teknologi informasi, kita pun dapat berlangganan gratis renungan harian dan kata-kata mutiara yang dikirimkan setiap harinya. Saya pribadi sangat menyukai kata-kata mutiara sebab itu merupakan intisari pengalaman atau wisdom sang penulis.

Kelima, bertindak!

Terkadang sebuah event hanya memberikan kita kesadaran pentingnya perubahan hidup namun motivasi sesungguhnya baru kita dapatkan ketika kita bertindak. Ingatlah bahwa dalam kata emotion mengadung unsur motion (gerakan). Terkadang, emosi positif (atau disebut juga antusiasme) baru datang ketika kita bergerak atau mengerjakan sesuatu.

John C. Maxwell dalam program A Minute With Maxwell tentang The Secret of Motivation mengingatkan, “Be a Nike person! Just do it! Ketika seseorang melakukan sesuatu yang seharusnya ia lakukan barulah motivasi itu datang dan menyemangatinya untuk melanjutkan apa yang telah ia lakukan. Motivasi bukanlah penyebab tindakan melainkan produk samping (by product) dari sebuah tindakan. Jika saya berpikir motivasi adalah penyebab maka saya akan menunggu seseorang memotivasi saya baru saya bertindak. Namun ketika saya menyadari motivasi adalah produk samping maka saya akan bertindak lalu perasaan positif itu akan datang menghampiri saya. Dan saya akan berkata, ini sungguh luar biasa!”

Bagaimana menurut Anda?

Artikel oleh : Paulus Winarto (Penulis Buku Maximizing Your Talent, Leadership Trainer dan Dosen).

CANDU ITU BERNAMA MOTIVATOR


"Saya mau ikut seminar motivasi biar hidup saya berubah," ujar seorang pemuda penuh semangat saat akan berangkat menghadiri sebuah seminar motivasi yang diklaim bisa membawa terobosan hidup. Benarkah hidup akan berubah dengan mengikuti sebuah seminar? Tentu saja tidak! Sebab perubahan hidup dinilai dari hasil bukan sekedar tahu atau bersemangat sesaat.

Maksud saya begini, tiap minggu, sebagai orang beriman kita senantiasa pergi ke rumah ibadah. Mendengar khotbah atau nasihat-nasihat kehidupan yang berharga. Pada saat itu, hati kita kerap terbakar, tersentuh atau bergelora. Tapi sebulan kemudian, apa yang terjadi? Apakah perasaan itu masih ada? Apakah pengetahuan yang kita dapatkan tempo hari membuat hidup kita berubah? Belum tentu!

Sebuah event sebagus apa pun, hanya menjadi momentum awal bagi perubahan hidup. Event akan menantang kita berubah karena sebuah event bisa membuat kita tersadar mengenai pola pikir, pola perilaku atau pola tindakan yang keliru. Dan yang harus kita ingat, hanya karena kita tahu atau merasakan sesuatu, tidak berarti kita berubah. 

Sebagai seorang pembicara, saya kerap melihat ada orang-orang tertentu yang dalam istilah saya seminaris atau hobinya dari seminar ke seminar. Misalnya ada yang hobi ikut seminar entrepreneurship dari beberapa tahun silam namun beberapa  bulan lalu bertemu saya, masih saja ia belum memulai bisnis. Ada juga yang hobi ikut seminar motivasi tapi hidupnya tetap sama saja. Mereka ini ibarat orang yang kecanduan seminar motivasi. Ada juga yang seperti kecanduan seorang motivator. Ia senantiasa hadir dalam seminar sang motivator tersebut, meski topik yang dibahasnya sama-sama saja. Pertanyaan paling penting, apakah orang-orang seperti ini kemudian berubah hidupnya? Tidak selalu!

Perubahan membutuhkan sebuah proses penuh perjuangan plus pengorbanan. Kesediaan untuk membayar harga secara penuh dituntut dalam sebuah proses perubahan sejati. Itulah sebabnya saya sering berkata, perubahan itu sifatnya personal. Tidak ada orang lain yang bisa mengubah Anda, jika Anda tidak mau. Situasi atau kondisi, bahkan motivator kelas dunia pun hanya menjadi semacam stimulus bagi perubahan Anda. Namun, keputusan untuk berubah ada di tangan Anda.

Namun jika Anda serius ingin berubah, tanpa ikut seminar motivasi pun Anda bisa berubah. Mengapa? Keinginan serta motivasi dari dalam diri Anda (motivasi internal) selalu jauh lebih baik daripada Anda menunggu dimotivasi oleh situasi, kondisi atau motivator sekaliber apa pun. 

Contonya begini, jika dokter memberitahu Anda bahwa Anda menderita kanker tertentu dan usia Anda paling maksimal hanya 2 bulan lagi, saya percaya dalam waktu dua bulan itu Anda akan melakukan hal-hal terbaik dan terpenting dalam hidup Anda.  Misalnya, menjadi ayah dan ibu yang baik juga melakukan hal yang menjadi kerinduan hati Anda, seperti menulis buku. Saya pernah mendengar kisah seorang tokoh terkenal yang justru menulis buku di akhir hayatnya, dalam keadaan sakit dan terbaring di rumah sakit. Dalam waktu sekitar enam bulan terakhir hidupnya itu, ia berhasil merampungkan sebuah buku. Semua itu dilakukannya tanpa perlu hadir dalam seminar motivasi karena ia mempunyai motivasi internal yang sangat kuat!

Tolong dipahami, saya sama sekali tidak anti seminar atau motivator. Sama sekali tidak! Bagaimana mungkin saya anti hal tersebut? Saya sendiri sejak tahun 2002 menulis buku-buku motivasi dan pengembangan diri. Saya memperdalam ilmu pengembangan diri dan kepemimpinan dari guru kepemimpinan, Dr. John C. Maxwell. Artinya ilmu tersebut menarik bagi saya dan akan betul-betul berguna jika dipraktekkan secara konsisten. Saya tidak pernah menyebut diri saya sebagai motivator! Publik yang memberikan sebutan itu. Baik secara lisan, lewat plakat atau pun sertifikat tanda terima kasih karena saya telah berbicara di sebuah institusi atau lembaga.

John C. Maxwell sendiri mengatakan ada 2 macam motivator. Yang pertama adalah motivational speaker. Ia mampu membakar semangat Anda sehingga pada saat seminar Anda merasa harus membuat komitmen ini - itu namun keesokan harinya Anda bingung sendiri dan tidak tahu apa yang harus Anda lakukan agar hidup Anda berubah. Yang kedua adalah motivational teacher. Ibarat seorang guru handal, ia tidak hanya menyemangati Anda tapi juga mengajarkan cara-cara bagaimana Anda mencapai impian atau merubah hidup Anda. Ia ibarat seorang tour guide handal. Beruntunglah Anda jika Anda menjumpai atau dibimbing oleh orang semacam ini sebab ia memberikan Anda peta jalan di saat Anda penuh gairah untuk menempuh perjalanan sukses Anda. Peta jalan itu sangat penting agar Anda tidak tersesat.

Saya juga amat prihatin karena beberapa tahun terakhir ini banyak bermunculan orang yang berani menyebut diri mereka sebagai motivator. Dipajang dengan keren di kartu nama, dsb. Ini memang menarik namun dilema. Menarik karena kehadiran para motivator terkadang bisa membawa angin segar untuk memulai perubahan. Dilema karena banyak di antara motivator yang sebenarnya hanya jago omong. Mereka ibarat travel agent, bukan tour guide. Travel agent memberikan Anda tiket dan menjelaskan paket wisata yang Anda beli namun belum tentu ia pernah ke tempat-tempat wisata yang akan Anda kunjungi. Kalau tour guide, ia pasti pernah ke sana dan ia tahu jalan menuju sana dan ia bersedia membimbing Anda menuju ke sana.

Lebih menyedihkan lagi, tidak sedikit yang menjadi motivator hanya karena tergiur dengan besarnya tarif bicara para motivator alias speaking fee. “Menjadi motivator adalah panggilan hidup, bukan profesi,” ujar seorang teman motivator yang aktif dalam pelayanan sosial. Ia sering tampil memberikan motivasi tanpa dibayar satu rupiah pun, bahkan kerap kali ia harus menanggung sendiri semua biaya transportasi dan akomodasi. Salut!

Sekarang, semuanya terpulang kepada Anda. Berubah karena memiliki motivasi internal yang kuat ataukah harus menunggu bertemu seorang motivator?

Artikel oleh : Paulus Winarto (Penulis Buku Maximizing Your Talent, Leadership Trainer dan Dosen).

Senin, 15 Oktober 2012

BENARKAH KONSEP WORK-LIFE BALANCE BISA DIWUJUDKAN?


Work-Life Balance (WLB) selalu menjadi topik hangat dalam pembahasan kehidupan kerja. Boleh jadi memang ada jenis pekerjaan yang memungkinkan konsep WLB mudah untuk diwujudkan. Namun, sebagian besar karyawan merasa bahwa mewujudkan WLB itu hanya sebatas jargon dan angan-angan belaka. Apalagi dalam suasana yang penuh persaingan, semakin banyaknya pekerjaan, maupun semakin memburuknya kemacetan di jalan raya. Apa iya kita bisa menyeimbangkan kehidupan kerja dengan kehidupan pribadi?

Banyak perusahaan yang telah melakukan berbagai macam usaha untuk mewujudkan WLB. Tidak sedikit pula yang membentuk gugus tugas, melakukan diskusi kelompok, bahkan mempekerjakan konsultan HRD; meskipun konsultannya sendiri belum tentu sudah mampu menyeimbangkan kehidupan kerja dengan kehidupan pribadinya sendiri.

Faktanya, banyak program WLB yang hanya bagus diatas kertas, namun tidak berhasil diwujudkan dalam kenyataan kerja sehari-hari. Tidak aneh, karena kebanyakan program WLB tidak berhasil menyelesaikan akar masalahnya. Ijinkan saya mengungkapkan 5 akar masalah yang sering diabaikan oleh perusahaan, konsultan, maupun karyawan. Berikut ini uraiannya.

1. WLB itu 75%-nya tanggungjawab pribadi, bukan perusahaan.
Kita sering mengira bahwa perusahaan adalah pihak yang paling bertanggungjawab dalam mewujudkan WLB. Ini keliru sekali. Ada 2 komponen dalam WLB, yaitu; kehidupan kerja (50%), dan kehidupan pribadi (50%). Perusahaan sama sekali tidak memiliki kemampuan dan kewenangan untuk mencampuri urusan pribadi. Sedangkan kehidupan kerja, adalah tanggungjawab kedua pihak. Oleh sebab itu, porsi tanggungjawab WLB itu sebenarnya pada karyawan sendiri (75%), dan perusahaan (25%). Program WLB yang hanya membebankan tanggungjawab kepada perusahaan pasti akan gagal. Dan itulah yang terjadi di dunia nyata, betul kan?

2. Mengefektifkan penggunaan waktu.
Penyebab utama tidak tercapainya WLB adalah tuntutan pekerjaan yang "terlalu banyak". Mungkin ada benarnya juga. Tetapi, coba periksa kembali, apakah memang pekerjaan Anda yang terlalu banyak atau Anda yang tidak mampu menggunakan waktu secara efektif? Kalau waktu Anda tidak digunakan secara efektif maka tidak fair untuk melemparkan masalah kepada pekerjaan. Misalnya, berapa jam Anda bermain games? Berapa kali pekerjaan Anda diinterupsi oleh blackberry? Berapa lama ‘perpanjangan’ waktu makan siang? Dan, apakah Anda selalu tepat waktu tiba dikantor? Kalau Anda ingin mewujudkan WLB, maka mengefektifkan penggunaan waktu menjadi kebutuhan mutlak, lho.

3. Menjalani kegiatan pribadi yang positif.
Kegiatan pribadi itu anugerah yang tidak ternilai harganya. Itu hak Anda, maka gunakanlah semaksimal mungkin. Tapi, sebaiknya diisi dengan kegiatan yang positif. Misalnya, jika Anda terlalu sering menggunakan waktu pribadi untuk dugem sampai jam 2 pagi; mungkin besoknya tidak akan bisa bekerja dengan baik. Dalam jangka panjang, pasti Anda akan semakin keteteran. Tetapi jika waktu pribadi Anda benar-benar digunakan untuk menikmati hidup bersama istri, suami, anak-anak, teman dan tetangga; maka Anda akan menemukan pemuasan kebutuhan mental, spiritual, dan sosial yang menyehatkan.  Saat kembali ke kantor, Anda benar-benar siap kembali bekerja secara lahir dan batin.

4. Kedewasaan dalam memegang amanah.
WLB itu bukanlah kondisi statis, melainkan pergerakan dinamis seperti timbangan yang naik-turun atau bergoyang di sisi kiri dan kanan. Kadang-kadang berhadapan dengan beban kerja yang sangat tinggi sehingga harus focus sampai jam sebelas malam. Kadang-kadang, juga harus menjaga istri yang hendak melahirkan. Mana yang paling berat timbangannya? Kiri atau kanan? Untuk bisa menyeimbangkannya kembali, dibutuhkan kedewasaan dalam memegang amanah. Saat meminta izin mengurusi masalah keluarga, Anda mengambil prosi waktu yang sewajarnya bukan aji mumpung sehingga amanah pekerjaan tetap terselesaikan dengan baik. Dengan cara itu, semua amanah tidak akan menjadi beban yang bertumpuk-tumpuk di kemudian hari.

5. Mengingat kehidupan sesudah kematian.
Tuntutan kerja yang berat bukanlah satu-satunya penyebab utama hilangnya WLB. Ada banyak professional yang kehilangan WLB karena dikendalikan oleh ambisi-ambisi pribadinya. Demi mengejar ambisi itu, mereka mengorbankan hak-hak keluarganya, sambil terus mengira semuanya berjalan baik-baik saja. Jabatan dan kekayaan itu memang bersifat adiktif alias menimbulkan ketagihan. Maka semakin sukses kita, semakin sering lupa kapan saatnya untuk jeda. Padahal, keluarga kita tidak hanya membutuhkan pemenuhan materi belaka. Kalaupun memang benar demikian, kita perlu ingat bahwa hidup ini bukan hanya didunia saja. Ada saatnya mencari karunia didunia, sebanyak-banyaknya. Namun ada saatnya untuk berhenti dari perburuan materi agar bisa menabung bekal kehidupan diakhirat.

Mari berhenti dari kebiasaan melemparkan tanggungjawab mewujudkan WLB kepada perusahaan. Benar perusahaan harus memfasilitasi program-program pendukungnya. Namun jika kita sendiri tidak memberdayakan diri, maka program sebaik apapun tidak akan pernah berhasil. Mengelola diri, itulah prasyarat mutlak WLB. Karena 75% porsi tanggungjawab itu, ada pada diri kita sendiri.

Artikel oleh : Dadang Kadarusman

Sabtu, 13 Oktober 2012

BELAJAR DARI SANG MOTIVATOR


Ada beberapa nama yang saat ini kita kenal dengan sebutan MOTIVATOR, contohnya yang cukup terkenal di Indonesia adalah: Andrie Wongso, Mario Teguh, James Gwee, Tung Desem Waringin. Mereka dapat julukan sebagai “MOTIVATOR”  itu karena tindakannya lewat seminar, buku, talkshow radio / televisi, atau media lain yang sudah teruji dapat me-MOTIVASI orang-orang yang mengikuti seminar, membaca bukunya, ataupun mendengarkan dari radio ataupun televisi.

Dari perjalanan saya membawakan berbagai  SEMINAR ataupun IN-HOUSE TRAINING di Indonesia, saya selalu menyampaikan bahwa Anda sendiripun dapat menjadi MOTIVATOR. Dalam hal ini bisa kita sebut sebagai MOTIVATOR INTERNAL. Dan yang saat ini Anda kenal seperti contoh di atas, adalah MOTIVATOR EKSTERNAL.

Yang pertama akan saya bahas di artikel ini ialah MOTIVATOR INTERNAL.

Kalau kita bicara tentang kata MOTIVASI, apa yang anda ketahui tentang MOTIVASI? Ada yang menganggap MOTIVASI itu: kata-kata / cerita yang dapat membangkitkan semangat atau me-MOTIVASI, reward dan punishment, harapan, cinta, dan lain sebagainya. Kitapun sebenarnya sudah mempunyai motivasi yang tinggi dalam diri kita misalkan: MOTIVASI untuk melihat keluarga kita (orang tua, anak, pasangan) bahagia, MOTIVASI untuk memiliki “sesuatu”, MOTIVASI untuk hidup dengan layak, dan masih banyak lainnya. Dengan penjelasan di atas, sesungguhnya diri kita sendiri sudah menjadi “MOTIVATOR” dalam kehidupan kita.

Lalu, masihkah kita memerlukan “MOTIVASI EKSTERNAL”? Pendapat saya, tentu saja kita masih memerlukan dukungan “MOTIVATOR EKSTERNAL” dikarenakan kita terkadang terlena dan cepat puas dengan kehidupan kita, merasa nyaman dengan keadaan kita sekarang walaupun masih tergolong di bawah standar layak. Ibarat mandi, kita tetap perlu mandi minimal 2x sehari walaupun kita merasa tubuh kita tidak kotor. Mengapa demikian? Karena dengan mandi dapat menyegarkan kembali dan menjaga kebersihan tubuh kita. Demikian pula halnya dengan MOTIVATOR EKSTERNAL.

Pembahasan selanjutnya adalah mengenai MOTIVATOR EKSTERNAL.

Menurut anda apa sih sebenarnya arti MOTIVATOR EKSTERNAL? Banyak peserta di seminar saya mengatakan MOTIVATOR EKSTERNAL adalah: orang-orang yang mempunyai julukan motivator. Saya membenarkan jika jawabannya seperti itu. Hanya bukan sekedar itu saja. Saya akan menjabarkan apa sajakah yang menjadi MOTIVATOR EKSTERNAL:

Seminar atau pelatihan yang memberikan MOTIVASI untuk berubah
Pembicara Seminar
Gaji atau BONUS / KOMISI / INSENTIF
Teman atau atasan yang selalu memberikan masukan positif / kata-kata motivasi
Atau malah ANCAMAN dari kantor atau atasan yang dapat menjadikan MOTIVATOR EKSTERNAL bagi kita (Saya akan membahas mengenai ini di lain kesempatan)
Dan masih banyak lainnya yang dapat kita jadikan sebagaI MOTIVATOR EKSTERNAL, jika faktor itu datangnya dari luar dan memberikan anda dampak positif / ter-motivasi.

Jadi kesimpulan untuk pembahasan ini yaitu kita perlu menjadi MOTIVATOR INTERNAL bagi diri kita sendiri, dan sekaligus kita juga memerlukan MOTIVATOR EKSTERNAL untuk menjaga api semangat motivasi kita tetap menyala.

Sumber : puteralengkong.net

Kamis, 11 Oktober 2012

CIPTAKAN MOMENTUM


Kalau Anda terus bertindak ke arah tujuan Anda dengan energi dan kekuatan yang terfokus pada sasaran yang jelas maka ini dapat menciptakan terjadinya sebuah momentum. Momentum ini menjaga agar kita terus bergerak mengarah pada tujuan kita dengan kecepatan yang luar biasa.

Seperti halnya Tsunami; beberapa orang menyebutnya sebagai gelombang pasang. Mungkin awalnya hanya diawali dengan getaran kecil jauh di dasar lautan. Getaran kecil ini mengakibatkan terjadinya gelombang kecil yang mengarah ke pantai, yang bergabung dan semakin besar ukuran kekuatannya. Akhirnya, gelombang ini mencapai garis pantai dengan kekuatan yang sangat luar biasa dari yang pernah Anda bayangkan.

Kumpulan tindakan-tindakan kecil Anda yang konsisten juga dapat menciptakan kekuatan yang sangat besar untuk meraih tujuan akhir. Yang harus Anda lakukan adalah memulai "getaran" awal Anda sendiri. Gunakan momentum yang Anda ciptakan untuk membuat Anda tetap terfokus dan terus maju ke arah tujuan Anda. Dalam beberapa pertandingan olahraga para atlet menyadari sekali bahwa melakukan awalan yang baik sangat penting karena itu akan mempengaruhi hasil akhir. 

Inilah saatnya untuk Anda menciptakan momentum dengan mengambil tindakan. Tidak akan ada waktu yang lebih baik lagi selain saat ini. Lakukanlah sekarang! Jangan menunda-nunda lagi. Ingatlah hukum fisika dasar yaitu suatu benda yang diam cenderung tetap diam; suatu benda yang bergerak cenderung untuk tetap bergerak. Tindakan yang paling kecil sekali pun bisa berkembang menjadi suatu kekuatan pendorong. Setiap tindakan Andalah yang akan memperkuat tindakan Anda yang berikutnya.

Ketika Anda hanya menunggu keadaan yang sempurna untuk mulai bertindak maka Anda tidak akan pernah bertindak. Justru Tindakan Anda yang dapat menyempurnakan suatu keadaan. Seringkali tidak melakukan apa pun justru merupakan tindakan yang dapat memperburuk keadaan.

Artikel oleh :  Haryanto Kandani, motivatorindonesia.com

Rabu, 10 Oktober 2012

CIPTAKAN MASA DEPAN ANDA


Kita hidup dalam 3 frame waktu yaitu: past, present, future (masa lalu, masa kini dan masa depan). Masa lalu adalah masa yang sudah lewat dan tidak dapat diulang ataupun digantikan. Masa lalu Anda mungkin berisi momen-momen keberhasilan ataupun momen-momen kegagalan, berbagai pengalaman indah ataupun pengalaman buruk. 

Masa depan adalah masa yang akan datang, sesuatu yang Anda dan saya mungkin belum ketahui apa yang akan terjadi. Namun masa depan juga adalah masa dimana kita dapat meraih sesuatu yang berbeda dari masa sebelumnya. Masa kini adalah masa yang akan menentukan masa depan Anda. Masa kini merupakan kesempatan untuk berubah dan melakukan persiapan agar dapat menciptakan masa depan yang Anda inginkan.

Ironisnya masih banyak orang yang hidup hari ini dengan penyesalan terhadap masa lalu mereka dan kekhawatiran akan masa depan, sehingga mereka lupa untuk menghidupi dan menikmati masa sekarang. Kita lebih sering menghabiskan waktu untuk menyesali masa lalu dan mengkhawatirkan masa depan daripada mempersiapkannya.
Bila Anda sering melihat ke belakang, Anda akan segera menuju ke sana. Berhentilah melihat ke arah yang sudah Anda lalui dan mulailah mengarah kepada tujuan Anda. Tujuan dan pencapaian dalam hidup Anda selalu menuju ke depan, tidak pernah menuju ke belakang. Ketahuilah tidak ada masa depan di penyesalan masa lalu Anda.

Buatlah suatu peraturan dalam hidup Anda untuk tidak lagi menyesali masa lalu dan tidak pernah lihat ke belakang. Penyesalan hanya akan menguras energi yang Anda butuhkan untuk pencapaian di masa depan. Anda tidak dapat membangun sesuatu di atas penyesalan, kemungkinannya malah Anda yang menjadi tenggelam.

Masa lalu akan selalu seperti yang Anda tinggalkan. Berhentilah untuk mencoba mengubahnya. Masa depan berisi lebih banyak kesempatan-kesempatan yang dapat diraih daripada penyesalan Anda akan masa lalu. Percayalah bahwa yang terbaik akan datang.

Semakin Anda melihat ke belakang, maka semakin berkurang kemajuan yang Anda capai. Itulah sebabnya sekarang saya lebih suka membayangkan masa depan daripada masa lalu. Anda tidak dapat memiliki masa depan yang lebih baik apabila Anda terus-menerus memikirkan masa lalu. Masa lalu Anda tidak sepadan dengan masa depan Anda.

Saya setuju dengan nasihat Laura Parlmer yang berkata, "Jangan sia-siakan hari ini dengan menyesali masa lalu dan bukannya menciptakan kenangan hari esok." Masa lalu Anda tidak dapat diubah, namun Anda dapat mengubah masa depan Anda dengan tindakan Anda hari ini. Jadi segeralah menciptakan masa depan Anda sekarang.

Artikel oleh : Haryanto Kandani, motivatorindonesia.com

MENEMUKAN TUJUAN HIDUP DENGAN FORMULA 7 SI


Untuk segala sesuatu yang ada di dunia ini diciptakan dengan suatu tujuan. Semua teknologi, fasilitas, dan berbagai macam benda yang ada di sekeliling Anda memiliki tujuan dalam penciptaannya. Ketidaktahuan akan tujuan akan mengakibatkan penyimpangan terjadi. 

Hidup Anda juga bukan kebetulan di dunia ini melainkan ada tujuan yang jelas yang harus Anda temukan agar tidak terjadi penyimpangan. Mengetahui tujuan akan menolong hidup Anda dalam mengarahkan fokus serta berfungsi secara maksimal. Tujuan hidup Anda erat kaitannya dengan Anda akan menjadi apa, apa yang Anda akan kerjakan, dimana Anda akan berada, dan apa yang Anda akan miliki.

Saya mencoba membuat suatu formula untuk membantu orang-orang menemukan tujuan hidup mereka. Formula tersebut saya namakan Formula 7 Si, yaitu diambil dari 2 huruf belakang yang merupakan akhiran setiap kata. Ini merupakan hasil perenungan pribadi dan sharing dengan beberapa orang yang kesulitan menemukan tujuan hidup mereka. Formula tersebut antara lain:

1. Meditasi
Meditasi disini bukanlah kegiatan pengosongan pikiran melainkan suatu aktifitas perenungan mendalam akan hidup Anda dan disertai doa. Ini menolong Anda memasuki suatu kesadaran diri dan menyadari kehadiran The Creator (Sang Pencipta) yang telah merancang kehidupan Anda untuk suatu pekerjaan baik yang perlu Anda penuhi. Penemuan tujuan hidup harus dimulai dari Tuhan yang menciptakan kehidupan ini. Di dalam meditasi kita mengambil waktu tenang dan mulai berdoa meminta kepada Tuhan untuk menunjukkan master plan (rancangan kehidupan) kita yang seharusnya kita penuhi. 

2. Obsesi
Temukan apa yang menjadi obsesi Anda selama ini. Ini semacam suatu hasrat yang berkobar dalam diri Anda untuk menjadi, melakukan dan memiliki sesuatu yang bermakna. Obsesi merupakan sekumpulan keinginan, ambisi, impian, cita-cita, dan harapan yang Anda miliki. Bertahun-tahun yang lalu saya selalu terobsesi untuk menjadi seorang pembicara yang menginspirasi banyak orang dan memiliki pengaruh yang positif. Saya hargai obsesi tersebut sehingga obsesi itu menuntun saya selangkah demi selangkah menuju pada gambaran yang semakin jelas untuk diraih. Mungkin Anda sudah sering terobsesi namun Anda coba mengabaikannya karena merasa itu kayaknya cuma hasrat biasa. Saat ini Anda perlu menghidupkan kembali obsesi tersebut. Obsesi Anda secara umum mungkin bisa berupa menjadi seorang pengusaha, penyanyi, aktivis sosial, olahragawan, atau konsultan. Anda mungkin ingin melakukan suatu pekerjaan yang bernilai tinggi atau memberi hasil yang memuaskan. Anda mungkin ingin memiliki suatu prestasi yang besar, penjualan yang hebat, posisi yang baik atau jaringan yang luas. Apapun itu bentuknya temukan hasrat inti Anda yang terdalam. 

3. Imajinasi
Apa yang sering Anda bayangkan saat menutup mata? Apa yang sering menjadi khayalan Anda? Perhatikan kembali semua hal yang sering Anda bayangkan atau khayalkan sehari-hari dalam hidup Anda. Karena bisa saja diantaranya ada tujuan Anda di situ. Bebaskan imajinasi Anda membayangkan seperti apa kehidupan yang Anda inginkan di masa depan. Jangan pernah membatasi imajinasi Anda untuk membayangkan hal-hal yang besar. Banyak orang tidak berani melakukan ini hanya karena melihat keterbatasan kondisinya sekarang. Pembicara kepemimpinan A.R Bernard pernah berkata, "Imagination is preview of our future" Imajinasi adalah pendahuluan dari masa depan kita. Berarti jika seseorang tidak memiliki imajinasi akan gambaran masa depannya, maka kemungkinan besar dia akan memiliki masa depan yang tidak jelas juga.

4. Sensasi
Saya selalu menemukan sensasi dalam diri saya saat ke toko buku, mendengarkan program CD audio personal development ataupun menghadiri acara seminar-seminar. Hal-hal tesebut membangkitkan gairah saya ketimbang mendengarkan musik atau hadir ke acara konser. Tapi mungkin bagi orang lain hal ini bisa saja berlaku sebaliknya. Ternyata mengetahui sensasi dalam diri saya menolong saya untuk menemukan arah tujuan. Saya makin mengerti bahwa tujuan hidup kita selalu disertai dengan sensasi atau gairah yang besar di dalam diri kita akan hal tersebut. Bahkan hal ini terkadang bisa mempengaruhi kita secara emosi dan fisik. Rasakan hati Anda dan temukan apa yang menjadi minat Anda lebih dari hal yang lainnya. Itu bukan kebetulan melainkan ada alasan di balik itu. Tanyakan diri Anda sendiri kira-kira hal-hal apa saja yang dapat membuat Anda begitu merasa hidup dan bergairah? Apakah yang Anda kerjakan sampai kadang tidak ingat waktu? Ada orang yang bergairah akan segala sesuatu yang berhubungan dengan otomotif, ada yang bergairah dengan musik, ada yang bergairah dengan sepak bola, ada yang bergairah dengan urusan saham, ada yang bergairah dengan kegiatan keagamaan, ada juga yang bergairah dengan hal masakan. Sensasi dalam diri Anda dapat menjadi petunjuk akan apa yang menjadi tujuan hidup Anda. Kebanyakan orang-orang yang berhasil adalah mereka yang melakukan apa yang mereka sukai. Mereka begitu antusias dan termotivasi oleh sensasi yang menyala di dalam diri mereka.

5. Potensi
Tujuan hidup kita biasanya dapat dicapai sesuai dengan potensi yang telah ditaruh Sang Pencipta di dalam diri kita. Artinya Anda tidak akan menjadi seekor burung kalau tidak diperlengkapi dengan sepasang sayap. Setiap kita pasti memiliki potensi, dan potensi yang diasah atau dilatih nantinya akan menjadi sebuah kompetensi. Untuk menemukan tujuan Anda mulai segera perhatikan potensi apa saja yang Anda miliki. Potensi juga dapat diartikan sebagai kemampuan atau bakat alami Anda. Potensi seperti suatu perlengkapan yang telah ditaruh di dalam diri Anda untuk memenuhi tujuan. Mungkin ada begitu banyak kemampuan tersembunyi yang di dalam diri Anda yang tidak Anda sadari hanya karena tidak pernah mencobanya. Beberapa tes telah dikembangkan untuk penemuan potensi diri, Anda bisa gunakan itu sebagai alat bantu. Mulailah mencoba melakukan beberapa hal yang tidak pernah Anda kerjakan sebelumnya. Karena Anda tidak akan pernah mengetahui kemampuan Anda sebelum Anda mencobanya. Bila tidak berhasil anggap saja sebagai suatu percobaan dan bukan suatu kegagalan.

6. Prestasi
Dalam bidang apakah Anda seringkali menjadi unggul? Apa sajakah yang kalau Anda kerjakan cenderung lebih baik dari kebanyakan orang? Hal apakah yang Anda pernah kerjakan dan orang lain katakan bahwa Anda melakukannya dengan sangat baik? Intinya perhatikan prestasi-prestasi Anda. Tidak seorang pun unggul dalam segala bidang namun Anda bisa saja unggul dan berprestasi dalam area-area tertentu. Prestasi Anda akan menjadi bukti keunggulan potensi Anda.

7. Situasi
Amati kembali perjalanan hidup Anda dan pikirkan bagaimana berbagai pengalaman dan situasi tersebut telah membentuk hidup Anda. Berbagai macam situasi yang telah Anda lalui dapat membawa Anda pada pemenuhan tujuan. Seseorang pernah berkata, "Pengalaman bukanlah apa yang terjadi pada Anda, melainkan apa yang Anda lakukan dengan apa yang terjadi pada Anda." Hal ini terbukti saat pengalaman hidup saya yang buruk ternyata dapat digunakan untuk menginspirasi banyak orang. Situasi juga berbicara mengenai siapa saja orang-orang yang ada disekeliling kita saat ini dan keadaan-keadaan apa yang sedang terjadi. Karena situasi-situasi yang ada dapat menjadi pintu yang terbuka bagi Anda untuk melangkah pada tujuan.

Artikel oleh : Haryanto Kandani, motivatorindonesia.com

Selasa, 09 Oktober 2012

MENDELEGASIKAN WEWENANG


Pendelegasian wewenang merupakan sesuatu yang vital dalam organisasi kantor. Atasan perlu melakukan pendelegasian wewenang agar mereka bisa menjalankan operasi manajemen dengan baik. Selain itu, pendelegasian wewenang adalah konsekuensi logis dari semakin besarnya organisasi. Bila seorang atasan tidak mau mendelegasikan wewenang, maka sesungguhnya organisasi itu tidak butuh siapa-siapa selain dia sendiri.

Bila atasan menghadapi banyak pekerjaan yang tak dapat dilaksanakan oleh satu orang, maka ia perlu melakukan delegasi. Pendelegasian juga dilakukan agar manajer dapat mengembangkan bawahan sehingga lebih memperkuat organisasi, terutama di saat terjadi perubahan susunan manajemen.

Yang penting disadari adalah di saat kita mendelegasikan wewenang kita memberikan otoritas pada orang lain, namun kita sebenarnya tidak kehilangan otoritas orisinilnya. Ini yang sering dikhawatirkan oleh banyak orang. Mereka takut bila mereka melakukan delegasi, mereka kehilangan wewenang, padahal tidak, karena tanggung jawab tetap berada pada sang atasan. Berikut ada tips bagaimana mengusahakan agar para atasan mau mendelegasikan wewenang.

1. Ciptakan budaya kerja yang membuat orang bebas dari perasaan takut gagal/salah.

Keengganan seorang atasan/manajer untuk mendelegasikan wewenang biasanya dikarenakan mereka takut kalau-kalau tugas mereka gagal dikerjakan dengan baik oleh orang lain. Ini perlu diatasi dengan mendorong mereka untuk berani menanggung resiko. Hanya dengan berani menanggung resikolah perusahaan akan mendapatkan manajer-manajer yang handal dan berpengalaman. Ciptakan budaya bahwa pendelegasian wewenang adalah upaya agar manajer anda menjadi semakin matang. Pendelegasian wewenang bukan sebuah hukuman yang mengurangi kekuasaan manajer, namun membuka kesempatan bagi pengembangan diri mereka dan bawahan.

2. Jadikan pendelegasian wewenang sebagai bagian dari proses perbaikan.

Salah satu efek pendelegasian wewenang adalah pengungkapan kelemahan-kelemahan dalam suatu pekerjaan. Tentu akan sangat tidak mengenakkan bagi seorang manajer bila kelemahan kerja mereka diketahui. Karenanya, yakinkan bahwa pendelegasian wewenang sama sekali bukan untuk menghukum mereka, namun sebagai bagian dari proses perbaikan kerja secara keseluruhan. Mungkin juga sebuah pendelegasian tidak memperbaiki apa-apa, namun setidaknya mendorong manajer anda untuk berpikir untuk memperbaiki dirinya sendiri.

3. Dorong agar manajer anda merasa pasti dan aman.

Seringkali ada keinginan pada seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan itu sendiri. Mereka ingin merasakan kepuasan pribadi bila mengerjakannya sendiri. Biasanya mereka memiliki kemampuan yang memadai namun tidak merasa pasti akan pekerjaannya. Untuk itulah anda perlu menunjukkan bahwa pekerjaan yang dihasilkan sebuah tim tidak mengurangi mutu kerja yang diinginkannya. Tunjukkan keyakinan anda bahwa ia tetap melakukan sesuatu yang baik meski melalui tangan orang lain. Pastikan pula bahwa anda tidak sedang menarik wewenang itu darinya, justru kini ia menempati suatu posisi baru yang membuatnya bisa melihat cakrawala pekerjaan lebih luas.

4. Didiklah manajer anda untuk tetap bisa mengendalikan pekerjaannya dengan baik.

Manajer yang belum tahu bagaimana mengendalikan pekerjaan yang didelegasikan tidak akan bisa mendelegasikan wewenang. Oleh karena itu anda harus mengajari mereka bagaimana mereka bisa tetap mengendalikan pekerjaan yang didelegasikan itu dengan baik. Ini yang dinamakan tanggung jawab. Ajari bagaimana manajer anda meminta laporan secara periodik dari bawahannya, atau mengadakan pertemuan untuk membahas pencapaian tujuan dan sasaran pekerjaan. Tanpa bekal ini, tak seorang manajer mau mendelegasikan wewenang, kecuali ia  seorang pemalas.

5. Tentukan mana yang bisa didelegasikan dan mana yang harus dikerjakan sendiri.

Tidak semua pekerjaan bisa didelegasikan begitu saja. Bila semua pekerjaan dan tanggung jawab habis didelegasikan, maka seseorang tak perlu melakukan apa-apa. Tentukan dengan jelas mana-mana yang anda ingin ia mengerjakannya sendiri, sesuai dengan kualifikasi dan tanggung jawab langsungnya, mana yang bisa didelegasikan pada orang lain. Dengan demikian anda memberikan kepastian pada manajer itu untuk mengetahui apa-apa yang anda inginkan darinya.

6. Pilihlah penerima delegasi dengan cermat dan baik.

Keengganan manajer melakukan delegasi karena mereka takut wewenang itu akan disalahgunakan oleh  bawahannya. Atau, bawahannya tidak akan mampu melakukan sebaik yang ia lakukan. Oleh karena itu pilihlah secara cermat dan bijak bawahan yang pantas menerima delegasi. Jangan pilih sembarang orang. Konsekuensi pendelegasian wewenang adalah upaya untuk mengembangkan bawahan. Ini termasuk menuntut bawahan untuk benar-benar bertanggung jawab atas wewenang yang diberikannya.

7. Kembangkan para bawahan agar mampu melakukan pekerjaan dengan baik.

Bila sebuah wewenang telah didelegasikan, maka anda, selaku pimpinan perusahaan, harus mengupayakan agar manajer yang menjadi bawahan anda berhasil mengendalikan pekerjaannya, sekaligus mengembangkan staff bawahan agar berhasil mengerjakan pekerjaan yang didelegasikan padanya. Kedua belah pihak memerlukan bantuan anda. Mengembangkan bawahan bertujuan agar bawahan bisa bekerja dengan baik, sekaligus agar manejer pemberi delegasi tetap bisa mempertanggungjawabkan pendelegasian itu dengan baik.

8. Ciptakan budaya kerja tim.

Dalam organisasi, selalu ada saja orang-orang yang ingin mendominasi. Mereka ingin mengumpulkan wewenang sebanyak-banyaknya. Atau sebaliknya ada saja orang-orang yang menghindari masalah dan menolak setiap tanggung jawab. Tugas anda sebagai pimpinan perusahaan adalah menunjukkan tujuan yang jelas bagi semua pihak sehingga terciptakan sebuah budaya kerja tim. Tidak ada pengakuan kerja hanya pada pribadi-pribad tertentu, melainkan pada upaya-upaya kelompok. Tidak ada orang yang tidak bisa digantikan, melainkan sebuah tim pemenang.

Have a positive day!

Artikel oleh : Mohamad Yunus

Senin, 08 Oktober 2012

EYES OF SUCCESS


"Seorang yang penuh syukur akan berterimakasih dalam segala situasi. Seorang pengeluh akan tetap mengeluh sekalipun ia hidup di dalam surga"
Anonim


Jika sahabat saya, Bapak 'Chef' Timoteus Talip telah memaparkan artikel melalui "Salad"-nya yang begitu mengagumkan, juga Bapak Paulus Winarto yang telah mengupas habis tentang kesuksesan, maka saya akan mem-binding racikan sahabat-sahabat saya tersebut dan mengupasnya dengan menengok ke dalam diri Anda.

Suatu hari saya berniat pergi ke sebuah kantor dengan menggunakan taxi. Tidak lama kemudian taxi tersebut terhenti di persimpangan lampu merah. Saat itu cuaca sangat panas, namun tiba-tiba saya merinding; bukan karena saya melihat hantu, tetapi justru karena saya melihat seorang bapak tua yang berdiri tegar berjalan dengan satu kaki yang di bantu tongkat penyangga separuh tubuhnya yang  terkena stroke dan tangan kirinya membawa kacang goreng yang ditawarkan di sepanjang lampu merah tersebut. Saya terus mengamatinya dari jauh hingga hampir mendekat dimana taxi saya berhenti. Cuaca tak bersahabat yang membakar kulit tak menyurutkan bapak tua itu untuk terus mencari uang walaupun dari deretan mobil paling depan tidak ada satupun yang membeli barang dagangannya.

Di lain kesempatan saya pernah menyaksikan ada seorang buta yang berjualan krupuk di sekitar lampu merah di tempat yang sama saat saya melihat penjual kacang goreng tadi. Memang saya pernah mendengar dari orang sekitar kalau ada seorang yang berjualan krupuk namun cacat. Dan tahukah Anda bagaimana ia memulai aktivitasnya? Tanpa bantuan dari siapapun, ia mulai berjualan ditemani tongkat tua yang menuntunnya di sepanjang jalan yang sangat terik itu tanpa mengeluh.

Apa perasaan saya ketika melihat kedua orang itu? Jujur, saya pribadi malu ketika saya yang dalam kondisi lebih baik dari mereka terkadang justru bersikap tidak sesempurna mereka. Mereka adalah petarung yang sebenarnya. Langkah pertama yang harus dilakukan oleh seorang petarung sejati adalah mengakui keadaan dirinya sendiri.

Moral cerita yang ingin saya katakan adalah apakah yang akan Anda lakukan terhadap diri Anda yang sempurna ini? Maukah Anda mengakui bahwa tubuh Anda yang sempurna adalah tidak sempurna? Dewasa ini dalam keadaan yang semakin sulit, mungkin saja ada orang yang malu mengakui kekurangannya, tapi bagaimana dengan Anda? Pengalaman ini merupakan sebuah cermin bagi siapa saja termasuk saya karena saya pun mengalami keterpurukan. Banyak cibiran, perendahan, dan bahkan penghinaan yang saya terima dahulu. Namun semua bentuk hinaan itu justru membakar jiwa saya untuk mengeluarkan potensi terbaik dengan bekerja keras dan ketekunan itu telah merubah segalanya. Sukses juga memiliki mata sekalipun ia tidak memiliki mata secara harafiah. Seperti dua orang luar biasa yang saya uraikan di atas, keterbatasannya bukan merupakan pembatas baginya untuk terus berkarya dalam ketidakpastian dunia ini. Apa yang mereka lakukan untuk terus berjuang habis-habisan senada dengan 6 kunci produktifitas dari Brian Tracy.

1. Kerja keras.

Penjual kerupuk dan kacang goreng telah melakukan sebuah kebiasaan brilliant yang tidak semua orang sadari dan lakukan yakni kerja keras. Percayakah Anda jika merekapun membutuhkan waktu untuk membangun kebiasaan mereka untuk bekerja keras? Anda harus percaya karena tidak ada sesuatu yang sifatnya kebetulan. Air hujan pun tidak pernah turun secara kebetulan bukan?

2. Bekerja dengan cepat.

Banyak dari kita bereaksi sangat lambat atau bahkan tidak bereaksi sama sekali terhadap peluang yang sangat besar yang berada dihadapan kita. Mungkin Anda menganggap saya bercanda, tapi tunggu dulu saya akan berikan bukti kepada Anda dengan beberapa pertanyaan dan kemudian Anda jawab. Berapa banyak orang yang Anda bantu ketika Anda di minta bantuan oleh orang lain? Saya tidak mengatakan kalau Anda tidak mau membantu, tapi kenyataan yang ada adalah kebanyakan reaksi spontan yang sangat cepat terjadi untuk menolak entah dengan berbagai cara. Berbeda dengan apa yang dilakukan oleh kedua penjual itu. Mereka menyadari bahwa keterbatasannya memaksa mereka untuk bekerja lebih cepat dan lebih keras dari orang yang memiliki fisik normal, karena jika tidak maka mereka tidak bisa bertahan hidup.

3. Bekerja dengan cerdas.

Banyak orang rata-rata sibuk atau bahkan menyibukkan diri mereka agar tampak seolah mereka benar-benar sibuk. Sadarkah Anda bahwa apa yang mereka sedang lakukan adalah membunuh diri mereka secara perlahan tanpa mereka sadari. Benjamin Tregoe menuliskan bahwa "Penggunaan waktu yang sangat buruk adalah melakukan dengan baik sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan". Kedua petarung jalanan diatas menyadari sepenuhnya bahwa penggunaan waktu untuk bekerja dengan cerdas adalah kunci mendapatkan uang. 

4. Bekerja dengan kekuatan Anda.

Tahukah Anda dimanakah kekuatan sejati Anda terlihat? Kekuatan sejati Anda yang sebenarnya terlihat justru dalam keadaan-keadaan yang kritis. Kita yang memiliki tubuh normal seringkali tidak mengetahui kekuatan besar yang ada didalam diri. Apakah mudah bagi seorang yang tidak mampu melihat untuk berjualan dijalanan? Apakah mudah bagi seorang tua yang terkena stroke untuk berjualan kacang goreng? Tidak mudah bukan? Mereka bekerja dengan kekuatan mereka sendiri dengan memulai melangkah seberat apapun demi kelangsungan hidup mereka. Kekuatan mereka telah memungkinkan mereka untuk bekerja dan melakukan sesuatu lebih cepat dan baik ketika merespon pembeli. Semakin banyak waktu yang Anda gunakan untuk melakukan sesuatu, Anda akan semakin baik dalam melakukan aktivitas tersebut.

5. Bekerja dengan lebih efisien.

Percayakah Anda jika kedua penjual jalanan yang saya uraikan itu benar-benar melakukan sesuatu yang mencengangkan? Banyak penjual asongan di jalan tidak melakukannya. Kebanyakan mereka berjualan pada jam-jam sibuk atau saat istirahat kantor. Namun justru apa yang dilakukan kedua penjual ini justru berjualan disaat yang sebaliknya karena pada jam-jam sibuk para pengguna jalan berfokus kepada tujuannya agar mereka dapat sampai dengan segera sedangkan pada situasi biasa sangat memungkinkan pengguna jalan untuk lebih memperhatikan keadaan disekitarnya sehingga memungkinkan produk mereka di beli. Disini, penjual jalanan itu telah membuktikan bahwa kerja cerdas dan efisien jauh lebih mendatangkan keuntungan.

6. Bekerja lebih baik.

"If better is possible, Good is not enough", tentu Anda tidak asing dengan sebuah pepatah klasik yang sarat makna ini. Pepatah tersebut menekankan dengan jelas, jika Anda melakukan sesuatu dengan baik saja itu tidaklah cukup karena kompetitor Anda melakukan sesuatu yang jauh lebih dahsyat dari apa yang Anda lakukan. Seorang Bapak penjual kacang goreng dan penjual krupuk juga mengalami kompetisi yang serupa dan bahkan lebih keras karena keadaan mereka. Mereka bersaing justru dengan orang-orang yang normal secara fisik dan harus bekerja lebih baik. 

Dr. Victor Frankl mengatakan terdapat empat kelompok pekerjaan yang dapat Anda lakukan. Pertama, pekerjaan yang sulit untuk di pelajari dan sulit untuk dilakukan; kedua, pekerjaan yang sulit untuk dipelajari namun mudah untuk dilakukan; ketiga, pekerjaan yang mudah untuk dipelajari namun sulit dilakukan, dan yang terakhir keempat adalah pekerjaan yang mudah untuk dipelajari dan mudah untuk dilakukan. 

Dari keempat kelompok pekerjaan diatas, Anda tentu dapat menilai berada di manakah keberadaan Anda saat ini dan Anda mengerti kelompok pekerjaan yang mana yang menghasilkan sesuatu yang spektakuler? Ya, Anda benar. Anda harus mengambil pekerjaan yang sulit bahkan yang sangat sulit untuk dilakukan karena pasti kelompok pekerjaan ini sangat dijauhi oleh kebanyakan orang. Seperti ungkapan seorang John F Kennedy ketika melontarkan ide luar biasa mendaratkan manusia ke bulan dan membawanya kembali dengan selamat ke bumi bahwa "Ia melakukannya justru bukan karena hal itu mudah, tetapi justru karena hal ini sangat sulit".

Semoga bermanfaat.

Salam Achiever!!! Dengan semangat I Believe I Can Fly!

Artikel oleh : Davit Setiawan (Penulis Buku I Believe I Can Fly dan Co-Author Bapak Darmadi Darmawangsa, M.Sc., C.Eng.).

THE POWER OF FOCUS


"Anda tidak bisa menyeberangi laut hanya dengan memandang airnya saja"
Rabindranath Pagore


Di suatu kesempatan, ada seseorang bertanya kepada saya : "Pak, mengapa hidup saya ini semakin berat?". "Wow", itu adalah suara dalam hati saya. Jujur saya terkejut karena 2 hal. Pertama, saya tidak mengenal orang itu dan mungkin saja orang itu tidak mengenal saya. Kedua, mengapa orang itu tiba-tiba bertanya kepada saya padahal disana terdapat banyak orang.

Dalam kesempatan itu, segera saya mengilustrasikannya demikian. "Pernahkah Anda mengangkat sebuah barbel 2kg? Bagaimana rasanya?". Orang itu menjawab, "Ringan". Sambil tersenyum saya berkata : "Great. Cobalah Anda angkat barbel ringan itu setiap hari mulai hari ini hingga satu minggu ke depan setelah itu temuilah saya".

Seminggu kemudian orang itu benar-benar menemui saya dan mengatakan, "Pak, barbel itu terasa semakin berat". "Oya?", tanya saya. "Ya Pak, sangat terasa berat". Mengapa barbel 2 kg itu semakin hari semakin berat? Tentu bukan barbelnya yang memiliki berat bertambah, namun sebaliknya kemampuan Anda yang semakin hari justru sama atau bahkan semakin berkurang tanpa Anda sadari sehingga seolah-olah barbel yang sama memiliki berat yang berbeda.

Hal yang ingin saya simpulkan dari ilustrasi diatas adalah bahwa banyak orang tidak menyadari bahwa didalam perjalanan mereka semakin hari mereka semakin terpendam dengan rutinitas mereka sehingga hidup menjadi semakin berat, berat dan bertambah berat. Mengapa hal itu terjadi? Mungkin Anda sendiri pernah mengalaminya? Hal itu terjadi karena kebanyakan orang berfokus kepada sesuatu yang salah sekalipun mereka sadar hal itu salah. Perhatikanlah, jika orang itu berfokus kepada seberapa besar kekuatan yang ia akan dapatkan setelah mengangkat barbel itu dengan rutin selama satu minggu maka ia tidak akan mengatakan barbel itu semakin berat. Barbel itu semakin berat karena orang itu berfokus justru kepada beban yang ia harus angkat setiap hari yang tanpa disadari fokusnya menyebabkan kekuatannya tidak bertumbuh.

Demikian halnya dengan diri kita. Rutinitas kita disadari atau tidak sangat mungkin sekali membenamkan kemampuan kita untuk tumbuh. Namun, sadarilah bahwa cara yang sama hanya akan menghasilkan suatu hasil yang sama. Jika Anda menginginkan hasil yang berbeda maka Anda harus menggunakan cara yang berbeda. Anda harus "Change" dan setelah itu Anda "Growth". Anda tidak akan tumbuh selama Anda tidak merubah fokus Anda.

Hey remember, what you focus on, GROWTH!

Salam Achiever! Dengan semangat I Believe I Can Fly!

Artikel oleh : Davit Setiawan (Penulis Buku I Believe I Can Fly dan Co-Author Bapak Darmadi Darmawangsa, M.Sc., C.Eng.).

WHO YOU ARE?



"Selalu ada jalan untuk melakukan yang lebih baik. Temukanlah!!!"
(Thomas Alva Edison)

Kurang lebih dua tahun yang lalu, ada pengalaman yang sangat menarik. Entah mengapa pengalaman ini begitu menarik bagi saya dan dorongan untuk mensharingkan kepada Anda begitu kuat dalam diri saya. Harapan saya semoga, tulisan ini mampu memberikan refleksi bagi Anda.

Saat saya bekerja di sebuah perusahaan, mayoritas karyawan disana selalu mengeluh. Dan setelah saya amati, ternyata "budaya" mengeluh telah mendarah daging. Hampir setiap saat terdengar keluhan dan sejenisnya disana. Pada suatu kesempatan tertentu, ada seorang teman saya yang berkata kepada saya, "Hey... kamu masuk ke perusahaan yang salah. Jangan bekerja disini, gajinya kecil". Tahukah Anda saat itu apa yang terbesit dalam pikiran saya? Saya justru tidak menganggap serius perkataan teman saya itu, melainkan saya menangkap isyarat yang sebenarnya bahwa teman saya sedang menunjukkan bentuk aslinya yakni seperti apa dia saat ini. Tepat sekali, saya langsung mendapatkan jawabannya, "Gaji dia pasti kecil". Setujukah Anda dengan saya?

Menurut Anda, apa tanggapan saya terhadap pernyataan teman saya itu? Saya berkata : "Itu kan nasibmu. Aku punya nasib yang berbeda". Tahukah Anda bahwa setelah percakapan itu, keyakinan saya semakin berkobar bahwa apa yang dikatakan oleh teman saya itu bukanlah meredupkan semangat saya tetapi perkataan itu justru meledakkan saya untuk bekerja lebih baik lagi. Tidak lama berselang kurang lebih enam bulan, saya di promosikan. Bersamaan dengan promosi itu tentu kesejahteraan meningkat. Saya tidak ingin menunjukkan berapa gaji saya, tetapi saya telah membuktikan kepada teman saya bahwa apa yang menjadi keyakinannya selama ini adalah salah.

Dalam hidup ini, boleh saja orang lain menganggap remeh Anda. tetapi hal yang jauh lebih penting adalah jangan sekali-kali Anda meremehkan diri Anda sendiri. Anda harus mempunyai keyakinan yang kuat terhadap kesuksesan Anda karena jika Anda tidak yakin, bagaimana mungkin Anda bisa mencapainya? Nelson Mandela pemimpin Afrika Selatan yang di penjara puluhan tahun karena apartheid kala itu menggoreskan sebuah kalimat yang sangat dahsyat, "Saya telah menemukan sebuah rahasia besar, bahwa setelah mendaki sebuah bukit besar, seseorang hanya akan menemukan bahwa masih banyak bukit yang harus didaki". Pernyataan itu sangatlah tepat bahwa rahasia besar dalam diri Anda merupakan bukit-bukit yang harus Anda daki dan kemudian Anda akan melihat bahwa ada banyak bukit-bukit lagi membentang setelah Anda berada di atas bukit itu. Teman saya yang mengatakan hal pesimis itu belumlah berada diatas bukit yang ia daki. Ia masih berada jauh di bawah bukit itu sehingga ia tidak melihat dengan jelas keindahan bukit-bukit yang lain diluar sana. Selalu Ada jalan untuk melakukan yang lebih baik. Jangan pernah meremehkan diri Anda sendiri.

Salam Achiever!!! Dengan semangat I Believe I Can Fly!

Artikel oleh : Davit Setiawan (Penulis Buku I Believe I Can Fly dan Co-Author Bapak Darmadi Darmawangsa, M.Sc., C.Eng.).

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger