Jika Anda percaya hukum tabur tuai maka keberuntungan pun barangkali bisa dikondisikan. Jadi mulailah menabur hal-hal baik sehingga Anda bisa menuai banyak keberuntungan dalam hidup Anda.
"Selamat foto Bapak yang berjudul Senja di Salatiga memenangkan BlackBerry Photo and Theme Contest yang diadakan oleh Telkomsel. Bapak mendapatkan hadiah sebuah BlackBerry Gemini. Selamat ya, Pak," kata petugas Telkomsel yang menelpon saya siang itu. Tentu saja ini sebuah kabar gembira sebab saya sama sekali tidak menduga akan menjadi salah satu dari tiga pemenang lomba tersebut.
Ada begitu banyak hal yang membuat saya semula agak ragu akan menang. Pertama, saya bukan seorang fotografer atau setidaknya saya tidak mengerti teknik fotografi yang baik. Saya juga agak bingung ketika beberapa teman yang mengerti fotografi mengatakan bahwa foto itu memang bagus, baik dari momen maupun teknik pencahayaan. Kalau pun mau dikatakan fotografer maka saya ini sebenarnya belum layak untuk bisa dikatakan fotografer amatir.
Kedua, foto tersebut hanyalah foto iseng. Ya, iseng! Ceritanya begini. Beberapa waktu lalu saya bersama keluarga dan tim House of Talent Ministry (www.hotministry.org), lembaga non-profit kami sedang berada di Pondok Remaja di daerah Salib Putih, Salatiga untuk memberikan pelatihan selama tiga hari. Pada waktu itu, saya melihat kolam renang di hotel tersebut sangat bagus. Kebetulan saya tidak membawa kamera digital. Lalu secara spontan, saya mengambil BlackBerry saya dan memotretnya.
Beberapa waktu kemudian, saya menerima sms mengenai adanya lomba tersebut dan secara iseng –tanpa berharap untuk menang sama sekali - saya pun mengirimkan foto tadi. Di luar dugaan, foto tersebut terpilih dari ratusan foto yang masuk ke panitia lomba. Puji Tuhan!
Tidak sedikit teman yang kemudian berkomentar bahwa apa yang terjadi pada saya adalah sebuah hoki alias keberuntungan (luck). Ibarat kata pepatah saya “mendapat durian runtuh” tanpa diduga-duga. Bercermin dari peristiwa ini saya kemudian merenungkan apakah yang saya alami adalah sebuah kebetulan? Benarkah keberuntungan adalah sebuah kebetulan?
Mohon maaf, saya pribadi tidak percaya akan adanya barang-barang yang konon katanya bisa membawa keberuntungan hidup. Jangan-jangan hal-hal tersebut hanya sebuah sugesti yang bisa jadi justru merupakan sebuah tindakan yang berlawanan dengan keyakinan iman alias berhala.
Menjemput Keberuntungan
Meski terkadang tidak bisa dijelaskan secara logika, dalam hal tertentu keberuntungan mungkin dapat kita jemput atau ciptakan. Barangkali beberapa tips berikut akan berguna bagi Anda.
1. Menekuni apa yang Anda lakukan.
Pernahkah Anda mendengar orang yang berkata “wish me luck” ketika akan mengikuti sebuah perlombaan? Pertanyaan terpenting, apakah orang tersebut masuk arena tanpa sama sekali melakukan latihan atau persiapan diri? Tentu saja tidak. Jauh sebelum perlombaan dimulai, peserta lomba tentu sudah giat berlatih dan mempersiapkan diri. Ini adalah bagian dari menekuni sebuah bidang dengan penuh disiplin dan dedikasi. Motivator terkenal, Zig Ziglar berkata bahwa persiapan yang spektakuler mendahului penampilan yang spektakuler (It's true. Spectacular preparation precedes spectacular performance). Ada juga yang berkata, bahwa seorang juara tinju sesungguhnya telah menjadi juara sebelum ia masuk ring. Hanya saja ia baru diakui sebagai juara ketika berada di dalam ring. Barangkali itulah sebabnya ada juga yang berkata bahwa keberuntungan adalah pertemuan antara persiapan diri dan kesempatan.
2. Ambil risiko yang telah diperhitungkan.
Keluar dari zona nyaman dan beranilah mencoba hal-hal baru untuk mendapatkan hasil yang selama ini belum didapatkan. Tentu ini tidak mudah. Keragu-raguan hingga kekhawatiran biasanya akan melingkupi saat kita akan melakukan hal-hal baru. Kalkulasikan secara cermat dan tepat apa saja manfaat yang bisa didapatkan jika kita melakukan hal-hal baru. Lakukan kalkukasi ini bersama mentor atau sahabat-sahabat dekat kita yang selama ini biasa mendukung kita ketika kita memiliki impian akan hari esok yang lebih baik. Ukurlah kemampuan diri. Apakah hal-hal tersebut memang sesuai dengan talenta atau kelebihan kita. Jika kita ingin mencapai hal-hal yang lebih besar kita memang harus bersedia keluar dari zona nyaman namun usahakan tidak meninggalkan zona talenta sebab dalam bidang di mana kita bertalenta kita akan lebih termotivasi. Dan itu adalah salah satu kunci terpenting untuk mempertahankan motivasi diri.
3. Melangkah dengan doa.
Secara pribadi saya sangat menyakini ada kuasa dari tempat yang maha tinggi yang mengatur alur kehidupan setiap orang beriman. Hanya saja terkadang kita tidak menyadarinya. Saya kemudian bercermin ke begitu banyak keberuntungan hidup yang saya alami. Sepertinya semua serba kebetulan namun jika dilihat dari sisi lain, sebetulnya tidak. Misalnya bertemu jodoh justru ketika opname di rumah sakit, memperoleh ayah angkat yang adalah guru Matematika SMA saya hingga memperoleh tawaran membuka bisnis sendiri dengan modal sepenuhnya dari bos. Semua ini tentu tidak terlepas dari doa. Baik doa pribadi maupun doa dari orang-orang yang sungguh mengasihi saya Maka sudah seharusnya ketika kita melakukan sesuatu, kita tidak boleh melupakan kegiatan yang terkadang amat sederhana yang bernama doa.
4. Senantiasa memberikan yang terbaik.
Bisakah kita menjadi orang hebat selama setahun? Rasanya amat sulit. Namun, bisakah kita menjadi orang hebat dalam satu menit? Tentu saja bisa. Anda dan saya tentu saja bisa menjadi sahabat yang baik dalam satu menit, misalnya dengan mendengarkan keluh kesah sahabat atau mengulurkan tangan untuk membantu penderitaan sahabat. Di mana pun kita berada, sadarilah peran yang sedang kita emban, deskripsikan bagaimana kita bisa unggul atau maksimal dalam menjalankan peran tersebut lalu berikan upaya terbaik kita. Jika menit demi menit kehidupan bisa kita melewati dengan menjadi dan melakukan yang terbaik, niscaya hari tersebut akan terasa lebih bermakna. Jika hari-hari menjadi lebih bermakna, demikian pula minggu demi minggu, bulan demi bulan hingga tahun demi tahun yang kita lalui akan terasa jauh lebih indah.
5. Hidup dengan standar karakter yang tinggi.
Kejujuran, integritas, disiplin, komitmen, kesetiaan terkadang menjadi faktor yang jauh lebih penting dalam menunjang kesuksesan seseorang dibandingkan dengan kepandaian akademik semata. Kualitas-kualitas karakter dalam diri seseorang akan menjadi pondasi-pondasi kesuksesan hidup di masa mendatang. Tidak berlebihan jika Chao-Hsiu Chen, penulis The Bamboo Oracle memberikan sebuah nasihat yang amat bijaksana, “Look at your own life and that your roots, your trunks, your branches and your leaves will live as long as your character is noble. Therefore you can be lucky.” Ya, amatilah kehidupan Anda, akar, batang, cabang dan daun-daun Anda akan hidup sepanjang Anda memiliki karakter mulia. Dengan demikian Anda dapat menjumpai keberuntungan dalam hidup Anda.
Semoga Anda senantiasa menjadi orang yang beruntung! Amin.
Artikel oleh : Paulus Winarto (Penulis Buku Maximizing Your Talent, Leadership Trainer dan Dosen).
0 komentar:
Posting Komentar