Negara yang maju tentunya akan melahirkan berbagai putra-putri bangsa yang berprestasi, seperti halnya dengan masa lalu dari Nusantara ini. Kepulauan yang terbentang dari Indonesia bagian barat sampai Indonesia bagian timur terdapat banyak kerajaan-kerajaan yang dalam sejarah torehkan telah menjadi wilayah yang maju, salah satunya adalah kerajaan Gowa.
Di kerajaan Gowa pada abad 16 dan 17 silam, belum ada fasilitas pendidikan seperti saat ini, namun mampu menghasilkan cendekiawan yang namanya dikagumi sampai kedunia luar. Beliau adalah Karaeng Pattingalloang sosok negarawan dan cendikiawan yang menguasai beberapa bahasa asing, seperti bahasa Portugis, Spanyol, Prancis, Inggris, Belanda, Arab, Latin serta beberapa bahasa di negara Asia.Kedudukan beliau disaat itu sebagai Raja Tallo dan Mangkubumi Kerajaan Gowa berpasangan dengan Raja Gowa XV Sultan Malikussaid (1639-1653).
Peranan sebagai Raja sekaligus Mangkubumi pada waktu itu tetap dapat membagi waktu sebagai seorang pemimpin, Alexander Rodhes yang menulis pada tahun 1646, antara lain disebutkan : Karaeng Pattingalloang adalah orang yang menguasai semua rahasia ilmu barat, sejarah kerajaan-kerajaan Eropa dipelajarinya, tiap hari dan tiap malam membaca buku ilmu pengetahuan barat. Karaeng Pattingalloang tak pernah merasa puas atas ilmu yang didapatkannya.
Ilmu yang didapatkan Karaeng Pattingalloang, setelah dipelajari lalu dikaji dan dipraktekkan. Seperti teleskop yang dipesan Sultan Alauddin merupakan ciptaan Galileo yang pertama dikirim ke negara Asia. Bagi Karaeng Pattingalloang, tak sulit baginya menggunakan peralatan modern tersebut, karena ada buku manual dalam bahasa asing. Sebelum Teleskop itu dikirim, sudah ada beberapa ahli Teleskop datang ke Gowa untuk mempromosikan peralatan ini, dan Karaeng Pattingalloang secara teori bisa menguasai cara-cara penggunaan peralatan itu. Hal ini menandakan bahwa ilmu pengetahuan sudah berkembang sejak abad 16 silam di kerajaan Gowa yang telah melahirkan seorang cendekiawan.
Minggu, 06 Mei 2012
KARAENG PATTINGALLOANG
23.02
Fajrin Fahrezi
0 komentar:
Posting Komentar