TIPS 2: FLEKSIBEL
Ketika saya mengajukan pertanyaan di seminar/workshop, apakah FLEKSIBEL itu, kebanyakan peserta menjawab: ”Tidak kaku”, ”Lentur”, ”Menyesuaikan dengan sikon”, ”Mudah beradaptasi”. Kemudian saya lanjutkan ”Kalau tidak mencapai target berarti fleksibel juga dong? Kan itu berarti tidak kaku dengan tujuan yg mau dicapai. Itu berarti menyesuaikan dengan sikon: krisis, daya beli rendah, kompetitor yg ganas, de-el-el”.
FLEKSIBEL bukan berarti menyesuaikan target/goal dengan kemampuan. Ini yg umumnya terjadi. Penentuan target/goal menyesuaikan dengan kemampuan, keahlian, wawasan, pengetahuan, keterampilan yg ada. Pasti saja target/goal-nya tidak akan tinggi alias menyesuaikan dengan perkembangan kemampuan tsb. Bagaimana kalau kemampuannya tidak pernah berkembang, apakah target/goal juga tidak akan berkembang, padahal yg namanya manusia keinginannya selalu bertambah (tidak pernah puas). Nah, tidak matching, ya?!
FLEKSIBEL di sini maksudnya adalah menyesuaikan kemampuan dengan target/goal yg mau dicapai. Kita yg terus meng-upgrade diri sehingga pelan-pelan kemampuan, wawasan, keterampilan, keahlian kita mendekati bahkan melampaui target/goal yg telah kita set. Termasuk kalau mempunyai keyakinan yg tidak mendukung pencapaian sasaran maka keyakinan tsb harus Anda ganti! Contoh: keyakinan bahwa karena kutukan nenek moyang maka hidup saya selamanya pasti susah karena dirunut 7 turunan semuanya adalah Office Boy. Nah, kalau keyakinan ini tidak membantu pencapaian sasaran maka hilangkan belief tsb dan install dengan belief yg lebih bermanfaat.
FLEKSIBEL berarti merubah gerak, bahasa tubuh, postur, cara bicara, sikap, ketika semua itu tidak cocok utk menghadapi tipe klien/pelanggan/nasabah tertentu. Cari pendekatan lain sehingga bisa ’masuk’ dan membangun RAPPORT (hubungan keakraban) dengan klien/pelanggan/nasabah tsb. FLEKSIBEL dapat Anda gunakan utk pendekatan terhadap atasan, rekan kerja (colleague, peer), bawahan, pasangan, kehidupan sosial, dlsbnya.
FLEKSIBEL berarti menganggap bahwa kegagalan adalah sebuah hadiah yg memberitahukan utk merubah FOKUS, DISTORSI, dan GENERALISASI kita.
FLEKSIBEL tidak sama dengan PLIN PLAN karena PLIN PLAN berarti merubah target/goal ketika sebuah cara/teknik/prinsip tidak berhasil.
Dalam konteks saya, saya belajar utk FLEKSIBEL dalam menghadapi tipe audience mengingat mereka adalah pribadi yang unik dan berbeda. Preferensi VISUAL berbeda dengan AUDITORI dan mereka yg KINESTETIK sehingga memerlukan pendekatan yg sesuai utk masing-masing tipe tsb. Termasuk FLEKSIBEL ketika alat bantu (laptop, LCD projector, speaker, dlsbnya) tidak berfungsi dengan baik dan the show still must go on!
Saya mendistorsikan bahwa kegagalan adalah feedback bagi saya untuk mengubah/ menyesuaikan/ memperbaiki CARA untuk men-deliver sebuah materi dan tidak menganggap bahwa audience adalah tipe sulit. Bukankah semakin Anda bisa mengatasi audience/klien/konsumen/pelanggan/nasabah yg sulit, itu menunjukkan kualitas Anda sebagai seorang professional? Bahwa, ibarat seorang petinju, Anda berada di kelas ’berat’ dan pastinya hantaman-hantaman yg Anda peroleh adalah kualitas kelas ’berat’!
Artikel oleh : Putera Lengkong, MBA, LMNLP, CHt (Pembicara Seminar, Trainer, Coach, Therapist)
0 komentar:
Posting Komentar