Senin, 15 Oktober 2012

BENARKAH KONSEP WORK-LIFE BALANCE BISA DIWUJUDKAN?


Work-Life Balance (WLB) selalu menjadi topik hangat dalam pembahasan kehidupan kerja. Boleh jadi memang ada jenis pekerjaan yang memungkinkan konsep WLB mudah untuk diwujudkan. Namun, sebagian besar karyawan merasa bahwa mewujudkan WLB itu hanya sebatas jargon dan angan-angan belaka. Apalagi dalam suasana yang penuh persaingan, semakin banyaknya pekerjaan, maupun semakin memburuknya kemacetan di jalan raya. Apa iya kita bisa menyeimbangkan kehidupan kerja dengan kehidupan pribadi?

Banyak perusahaan yang telah melakukan berbagai macam usaha untuk mewujudkan WLB. Tidak sedikit pula yang membentuk gugus tugas, melakukan diskusi kelompok, bahkan mempekerjakan konsultan HRD; meskipun konsultannya sendiri belum tentu sudah mampu menyeimbangkan kehidupan kerja dengan kehidupan pribadinya sendiri.

Faktanya, banyak program WLB yang hanya bagus diatas kertas, namun tidak berhasil diwujudkan dalam kenyataan kerja sehari-hari. Tidak aneh, karena kebanyakan program WLB tidak berhasil menyelesaikan akar masalahnya. Ijinkan saya mengungkapkan 5 akar masalah yang sering diabaikan oleh perusahaan, konsultan, maupun karyawan. Berikut ini uraiannya.

1. WLB itu 75%-nya tanggungjawab pribadi, bukan perusahaan.
Kita sering mengira bahwa perusahaan adalah pihak yang paling bertanggungjawab dalam mewujudkan WLB. Ini keliru sekali. Ada 2 komponen dalam WLB, yaitu; kehidupan kerja (50%), dan kehidupan pribadi (50%). Perusahaan sama sekali tidak memiliki kemampuan dan kewenangan untuk mencampuri urusan pribadi. Sedangkan kehidupan kerja, adalah tanggungjawab kedua pihak. Oleh sebab itu, porsi tanggungjawab WLB itu sebenarnya pada karyawan sendiri (75%), dan perusahaan (25%). Program WLB yang hanya membebankan tanggungjawab kepada perusahaan pasti akan gagal. Dan itulah yang terjadi di dunia nyata, betul kan?

2. Mengefektifkan penggunaan waktu.
Penyebab utama tidak tercapainya WLB adalah tuntutan pekerjaan yang "terlalu banyak". Mungkin ada benarnya juga. Tetapi, coba periksa kembali, apakah memang pekerjaan Anda yang terlalu banyak atau Anda yang tidak mampu menggunakan waktu secara efektif? Kalau waktu Anda tidak digunakan secara efektif maka tidak fair untuk melemparkan masalah kepada pekerjaan. Misalnya, berapa jam Anda bermain games? Berapa kali pekerjaan Anda diinterupsi oleh blackberry? Berapa lama ‘perpanjangan’ waktu makan siang? Dan, apakah Anda selalu tepat waktu tiba dikantor? Kalau Anda ingin mewujudkan WLB, maka mengefektifkan penggunaan waktu menjadi kebutuhan mutlak, lho.

3. Menjalani kegiatan pribadi yang positif.
Kegiatan pribadi itu anugerah yang tidak ternilai harganya. Itu hak Anda, maka gunakanlah semaksimal mungkin. Tapi, sebaiknya diisi dengan kegiatan yang positif. Misalnya, jika Anda terlalu sering menggunakan waktu pribadi untuk dugem sampai jam 2 pagi; mungkin besoknya tidak akan bisa bekerja dengan baik. Dalam jangka panjang, pasti Anda akan semakin keteteran. Tetapi jika waktu pribadi Anda benar-benar digunakan untuk menikmati hidup bersama istri, suami, anak-anak, teman dan tetangga; maka Anda akan menemukan pemuasan kebutuhan mental, spiritual, dan sosial yang menyehatkan.  Saat kembali ke kantor, Anda benar-benar siap kembali bekerja secara lahir dan batin.

4. Kedewasaan dalam memegang amanah.
WLB itu bukanlah kondisi statis, melainkan pergerakan dinamis seperti timbangan yang naik-turun atau bergoyang di sisi kiri dan kanan. Kadang-kadang berhadapan dengan beban kerja yang sangat tinggi sehingga harus focus sampai jam sebelas malam. Kadang-kadang, juga harus menjaga istri yang hendak melahirkan. Mana yang paling berat timbangannya? Kiri atau kanan? Untuk bisa menyeimbangkannya kembali, dibutuhkan kedewasaan dalam memegang amanah. Saat meminta izin mengurusi masalah keluarga, Anda mengambil prosi waktu yang sewajarnya bukan aji mumpung sehingga amanah pekerjaan tetap terselesaikan dengan baik. Dengan cara itu, semua amanah tidak akan menjadi beban yang bertumpuk-tumpuk di kemudian hari.

5. Mengingat kehidupan sesudah kematian.
Tuntutan kerja yang berat bukanlah satu-satunya penyebab utama hilangnya WLB. Ada banyak professional yang kehilangan WLB karena dikendalikan oleh ambisi-ambisi pribadinya. Demi mengejar ambisi itu, mereka mengorbankan hak-hak keluarganya, sambil terus mengira semuanya berjalan baik-baik saja. Jabatan dan kekayaan itu memang bersifat adiktif alias menimbulkan ketagihan. Maka semakin sukses kita, semakin sering lupa kapan saatnya untuk jeda. Padahal, keluarga kita tidak hanya membutuhkan pemenuhan materi belaka. Kalaupun memang benar demikian, kita perlu ingat bahwa hidup ini bukan hanya didunia saja. Ada saatnya mencari karunia didunia, sebanyak-banyaknya. Namun ada saatnya untuk berhenti dari perburuan materi agar bisa menabung bekal kehidupan diakhirat.

Mari berhenti dari kebiasaan melemparkan tanggungjawab mewujudkan WLB kepada perusahaan. Benar perusahaan harus memfasilitasi program-program pendukungnya. Namun jika kita sendiri tidak memberdayakan diri, maka program sebaik apapun tidak akan pernah berhasil. Mengelola diri, itulah prasyarat mutlak WLB. Karena 75% porsi tanggungjawab itu, ada pada diri kita sendiri.

Artikel oleh : Dadang Kadarusman

Sabtu, 13 Oktober 2012

BELAJAR DARI SANG MOTIVATOR


Ada beberapa nama yang saat ini kita kenal dengan sebutan MOTIVATOR, contohnya yang cukup terkenal di Indonesia adalah: Andrie Wongso, Mario Teguh, James Gwee, Tung Desem Waringin. Mereka dapat julukan sebagai “MOTIVATOR”  itu karena tindakannya lewat seminar, buku, talkshow radio / televisi, atau media lain yang sudah teruji dapat me-MOTIVASI orang-orang yang mengikuti seminar, membaca bukunya, ataupun mendengarkan dari radio ataupun televisi.

Dari perjalanan saya membawakan berbagai  SEMINAR ataupun IN-HOUSE TRAINING di Indonesia, saya selalu menyampaikan bahwa Anda sendiripun dapat menjadi MOTIVATOR. Dalam hal ini bisa kita sebut sebagai MOTIVATOR INTERNAL. Dan yang saat ini Anda kenal seperti contoh di atas, adalah MOTIVATOR EKSTERNAL.

Yang pertama akan saya bahas di artikel ini ialah MOTIVATOR INTERNAL.

Kalau kita bicara tentang kata MOTIVASI, apa yang anda ketahui tentang MOTIVASI? Ada yang menganggap MOTIVASI itu: kata-kata / cerita yang dapat membangkitkan semangat atau me-MOTIVASI, reward dan punishment, harapan, cinta, dan lain sebagainya. Kitapun sebenarnya sudah mempunyai motivasi yang tinggi dalam diri kita misalkan: MOTIVASI untuk melihat keluarga kita (orang tua, anak, pasangan) bahagia, MOTIVASI untuk memiliki “sesuatu”, MOTIVASI untuk hidup dengan layak, dan masih banyak lainnya. Dengan penjelasan di atas, sesungguhnya diri kita sendiri sudah menjadi “MOTIVATOR” dalam kehidupan kita.

Lalu, masihkah kita memerlukan “MOTIVASI EKSTERNAL”? Pendapat saya, tentu saja kita masih memerlukan dukungan “MOTIVATOR EKSTERNAL” dikarenakan kita terkadang terlena dan cepat puas dengan kehidupan kita, merasa nyaman dengan keadaan kita sekarang walaupun masih tergolong di bawah standar layak. Ibarat mandi, kita tetap perlu mandi minimal 2x sehari walaupun kita merasa tubuh kita tidak kotor. Mengapa demikian? Karena dengan mandi dapat menyegarkan kembali dan menjaga kebersihan tubuh kita. Demikian pula halnya dengan MOTIVATOR EKSTERNAL.

Pembahasan selanjutnya adalah mengenai MOTIVATOR EKSTERNAL.

Menurut anda apa sih sebenarnya arti MOTIVATOR EKSTERNAL? Banyak peserta di seminar saya mengatakan MOTIVATOR EKSTERNAL adalah: orang-orang yang mempunyai julukan motivator. Saya membenarkan jika jawabannya seperti itu. Hanya bukan sekedar itu saja. Saya akan menjabarkan apa sajakah yang menjadi MOTIVATOR EKSTERNAL:

Seminar atau pelatihan yang memberikan MOTIVASI untuk berubah
Pembicara Seminar
Gaji atau BONUS / KOMISI / INSENTIF
Teman atau atasan yang selalu memberikan masukan positif / kata-kata motivasi
Atau malah ANCAMAN dari kantor atau atasan yang dapat menjadikan MOTIVATOR EKSTERNAL bagi kita (Saya akan membahas mengenai ini di lain kesempatan)
Dan masih banyak lainnya yang dapat kita jadikan sebagaI MOTIVATOR EKSTERNAL, jika faktor itu datangnya dari luar dan memberikan anda dampak positif / ter-motivasi.

Jadi kesimpulan untuk pembahasan ini yaitu kita perlu menjadi MOTIVATOR INTERNAL bagi diri kita sendiri, dan sekaligus kita juga memerlukan MOTIVATOR EKSTERNAL untuk menjaga api semangat motivasi kita tetap menyala.

Sumber : puteralengkong.net

Kamis, 11 Oktober 2012

CIPTAKAN MOMENTUM


Kalau Anda terus bertindak ke arah tujuan Anda dengan energi dan kekuatan yang terfokus pada sasaran yang jelas maka ini dapat menciptakan terjadinya sebuah momentum. Momentum ini menjaga agar kita terus bergerak mengarah pada tujuan kita dengan kecepatan yang luar biasa.

Seperti halnya Tsunami; beberapa orang menyebutnya sebagai gelombang pasang. Mungkin awalnya hanya diawali dengan getaran kecil jauh di dasar lautan. Getaran kecil ini mengakibatkan terjadinya gelombang kecil yang mengarah ke pantai, yang bergabung dan semakin besar ukuran kekuatannya. Akhirnya, gelombang ini mencapai garis pantai dengan kekuatan yang sangat luar biasa dari yang pernah Anda bayangkan.

Kumpulan tindakan-tindakan kecil Anda yang konsisten juga dapat menciptakan kekuatan yang sangat besar untuk meraih tujuan akhir. Yang harus Anda lakukan adalah memulai "getaran" awal Anda sendiri. Gunakan momentum yang Anda ciptakan untuk membuat Anda tetap terfokus dan terus maju ke arah tujuan Anda. Dalam beberapa pertandingan olahraga para atlet menyadari sekali bahwa melakukan awalan yang baik sangat penting karena itu akan mempengaruhi hasil akhir. 

Inilah saatnya untuk Anda menciptakan momentum dengan mengambil tindakan. Tidak akan ada waktu yang lebih baik lagi selain saat ini. Lakukanlah sekarang! Jangan menunda-nunda lagi. Ingatlah hukum fisika dasar yaitu suatu benda yang diam cenderung tetap diam; suatu benda yang bergerak cenderung untuk tetap bergerak. Tindakan yang paling kecil sekali pun bisa berkembang menjadi suatu kekuatan pendorong. Setiap tindakan Andalah yang akan memperkuat tindakan Anda yang berikutnya.

Ketika Anda hanya menunggu keadaan yang sempurna untuk mulai bertindak maka Anda tidak akan pernah bertindak. Justru Tindakan Anda yang dapat menyempurnakan suatu keadaan. Seringkali tidak melakukan apa pun justru merupakan tindakan yang dapat memperburuk keadaan.

Artikel oleh :  Haryanto Kandani, motivatorindonesia.com

Rabu, 10 Oktober 2012

CIPTAKAN MASA DEPAN ANDA


Kita hidup dalam 3 frame waktu yaitu: past, present, future (masa lalu, masa kini dan masa depan). Masa lalu adalah masa yang sudah lewat dan tidak dapat diulang ataupun digantikan. Masa lalu Anda mungkin berisi momen-momen keberhasilan ataupun momen-momen kegagalan, berbagai pengalaman indah ataupun pengalaman buruk. 

Masa depan adalah masa yang akan datang, sesuatu yang Anda dan saya mungkin belum ketahui apa yang akan terjadi. Namun masa depan juga adalah masa dimana kita dapat meraih sesuatu yang berbeda dari masa sebelumnya. Masa kini adalah masa yang akan menentukan masa depan Anda. Masa kini merupakan kesempatan untuk berubah dan melakukan persiapan agar dapat menciptakan masa depan yang Anda inginkan.

Ironisnya masih banyak orang yang hidup hari ini dengan penyesalan terhadap masa lalu mereka dan kekhawatiran akan masa depan, sehingga mereka lupa untuk menghidupi dan menikmati masa sekarang. Kita lebih sering menghabiskan waktu untuk menyesali masa lalu dan mengkhawatirkan masa depan daripada mempersiapkannya.
Bila Anda sering melihat ke belakang, Anda akan segera menuju ke sana. Berhentilah melihat ke arah yang sudah Anda lalui dan mulailah mengarah kepada tujuan Anda. Tujuan dan pencapaian dalam hidup Anda selalu menuju ke depan, tidak pernah menuju ke belakang. Ketahuilah tidak ada masa depan di penyesalan masa lalu Anda.

Buatlah suatu peraturan dalam hidup Anda untuk tidak lagi menyesali masa lalu dan tidak pernah lihat ke belakang. Penyesalan hanya akan menguras energi yang Anda butuhkan untuk pencapaian di masa depan. Anda tidak dapat membangun sesuatu di atas penyesalan, kemungkinannya malah Anda yang menjadi tenggelam.

Masa lalu akan selalu seperti yang Anda tinggalkan. Berhentilah untuk mencoba mengubahnya. Masa depan berisi lebih banyak kesempatan-kesempatan yang dapat diraih daripada penyesalan Anda akan masa lalu. Percayalah bahwa yang terbaik akan datang.

Semakin Anda melihat ke belakang, maka semakin berkurang kemajuan yang Anda capai. Itulah sebabnya sekarang saya lebih suka membayangkan masa depan daripada masa lalu. Anda tidak dapat memiliki masa depan yang lebih baik apabila Anda terus-menerus memikirkan masa lalu. Masa lalu Anda tidak sepadan dengan masa depan Anda.

Saya setuju dengan nasihat Laura Parlmer yang berkata, "Jangan sia-siakan hari ini dengan menyesali masa lalu dan bukannya menciptakan kenangan hari esok." Masa lalu Anda tidak dapat diubah, namun Anda dapat mengubah masa depan Anda dengan tindakan Anda hari ini. Jadi segeralah menciptakan masa depan Anda sekarang.

Artikel oleh : Haryanto Kandani, motivatorindonesia.com

MENEMUKAN TUJUAN HIDUP DENGAN FORMULA 7 SI


Untuk segala sesuatu yang ada di dunia ini diciptakan dengan suatu tujuan. Semua teknologi, fasilitas, dan berbagai macam benda yang ada di sekeliling Anda memiliki tujuan dalam penciptaannya. Ketidaktahuan akan tujuan akan mengakibatkan penyimpangan terjadi. 

Hidup Anda juga bukan kebetulan di dunia ini melainkan ada tujuan yang jelas yang harus Anda temukan agar tidak terjadi penyimpangan. Mengetahui tujuan akan menolong hidup Anda dalam mengarahkan fokus serta berfungsi secara maksimal. Tujuan hidup Anda erat kaitannya dengan Anda akan menjadi apa, apa yang Anda akan kerjakan, dimana Anda akan berada, dan apa yang Anda akan miliki.

Saya mencoba membuat suatu formula untuk membantu orang-orang menemukan tujuan hidup mereka. Formula tersebut saya namakan Formula 7 Si, yaitu diambil dari 2 huruf belakang yang merupakan akhiran setiap kata. Ini merupakan hasil perenungan pribadi dan sharing dengan beberapa orang yang kesulitan menemukan tujuan hidup mereka. Formula tersebut antara lain:

1. Meditasi
Meditasi disini bukanlah kegiatan pengosongan pikiran melainkan suatu aktifitas perenungan mendalam akan hidup Anda dan disertai doa. Ini menolong Anda memasuki suatu kesadaran diri dan menyadari kehadiran The Creator (Sang Pencipta) yang telah merancang kehidupan Anda untuk suatu pekerjaan baik yang perlu Anda penuhi. Penemuan tujuan hidup harus dimulai dari Tuhan yang menciptakan kehidupan ini. Di dalam meditasi kita mengambil waktu tenang dan mulai berdoa meminta kepada Tuhan untuk menunjukkan master plan (rancangan kehidupan) kita yang seharusnya kita penuhi. 

2. Obsesi
Temukan apa yang menjadi obsesi Anda selama ini. Ini semacam suatu hasrat yang berkobar dalam diri Anda untuk menjadi, melakukan dan memiliki sesuatu yang bermakna. Obsesi merupakan sekumpulan keinginan, ambisi, impian, cita-cita, dan harapan yang Anda miliki. Bertahun-tahun yang lalu saya selalu terobsesi untuk menjadi seorang pembicara yang menginspirasi banyak orang dan memiliki pengaruh yang positif. Saya hargai obsesi tersebut sehingga obsesi itu menuntun saya selangkah demi selangkah menuju pada gambaran yang semakin jelas untuk diraih. Mungkin Anda sudah sering terobsesi namun Anda coba mengabaikannya karena merasa itu kayaknya cuma hasrat biasa. Saat ini Anda perlu menghidupkan kembali obsesi tersebut. Obsesi Anda secara umum mungkin bisa berupa menjadi seorang pengusaha, penyanyi, aktivis sosial, olahragawan, atau konsultan. Anda mungkin ingin melakukan suatu pekerjaan yang bernilai tinggi atau memberi hasil yang memuaskan. Anda mungkin ingin memiliki suatu prestasi yang besar, penjualan yang hebat, posisi yang baik atau jaringan yang luas. Apapun itu bentuknya temukan hasrat inti Anda yang terdalam. 

3. Imajinasi
Apa yang sering Anda bayangkan saat menutup mata? Apa yang sering menjadi khayalan Anda? Perhatikan kembali semua hal yang sering Anda bayangkan atau khayalkan sehari-hari dalam hidup Anda. Karena bisa saja diantaranya ada tujuan Anda di situ. Bebaskan imajinasi Anda membayangkan seperti apa kehidupan yang Anda inginkan di masa depan. Jangan pernah membatasi imajinasi Anda untuk membayangkan hal-hal yang besar. Banyak orang tidak berani melakukan ini hanya karena melihat keterbatasan kondisinya sekarang. Pembicara kepemimpinan A.R Bernard pernah berkata, "Imagination is preview of our future" Imajinasi adalah pendahuluan dari masa depan kita. Berarti jika seseorang tidak memiliki imajinasi akan gambaran masa depannya, maka kemungkinan besar dia akan memiliki masa depan yang tidak jelas juga.

4. Sensasi
Saya selalu menemukan sensasi dalam diri saya saat ke toko buku, mendengarkan program CD audio personal development ataupun menghadiri acara seminar-seminar. Hal-hal tesebut membangkitkan gairah saya ketimbang mendengarkan musik atau hadir ke acara konser. Tapi mungkin bagi orang lain hal ini bisa saja berlaku sebaliknya. Ternyata mengetahui sensasi dalam diri saya menolong saya untuk menemukan arah tujuan. Saya makin mengerti bahwa tujuan hidup kita selalu disertai dengan sensasi atau gairah yang besar di dalam diri kita akan hal tersebut. Bahkan hal ini terkadang bisa mempengaruhi kita secara emosi dan fisik. Rasakan hati Anda dan temukan apa yang menjadi minat Anda lebih dari hal yang lainnya. Itu bukan kebetulan melainkan ada alasan di balik itu. Tanyakan diri Anda sendiri kira-kira hal-hal apa saja yang dapat membuat Anda begitu merasa hidup dan bergairah? Apakah yang Anda kerjakan sampai kadang tidak ingat waktu? Ada orang yang bergairah akan segala sesuatu yang berhubungan dengan otomotif, ada yang bergairah dengan musik, ada yang bergairah dengan sepak bola, ada yang bergairah dengan urusan saham, ada yang bergairah dengan kegiatan keagamaan, ada juga yang bergairah dengan hal masakan. Sensasi dalam diri Anda dapat menjadi petunjuk akan apa yang menjadi tujuan hidup Anda. Kebanyakan orang-orang yang berhasil adalah mereka yang melakukan apa yang mereka sukai. Mereka begitu antusias dan termotivasi oleh sensasi yang menyala di dalam diri mereka.

5. Potensi
Tujuan hidup kita biasanya dapat dicapai sesuai dengan potensi yang telah ditaruh Sang Pencipta di dalam diri kita. Artinya Anda tidak akan menjadi seekor burung kalau tidak diperlengkapi dengan sepasang sayap. Setiap kita pasti memiliki potensi, dan potensi yang diasah atau dilatih nantinya akan menjadi sebuah kompetensi. Untuk menemukan tujuan Anda mulai segera perhatikan potensi apa saja yang Anda miliki. Potensi juga dapat diartikan sebagai kemampuan atau bakat alami Anda. Potensi seperti suatu perlengkapan yang telah ditaruh di dalam diri Anda untuk memenuhi tujuan. Mungkin ada begitu banyak kemampuan tersembunyi yang di dalam diri Anda yang tidak Anda sadari hanya karena tidak pernah mencobanya. Beberapa tes telah dikembangkan untuk penemuan potensi diri, Anda bisa gunakan itu sebagai alat bantu. Mulailah mencoba melakukan beberapa hal yang tidak pernah Anda kerjakan sebelumnya. Karena Anda tidak akan pernah mengetahui kemampuan Anda sebelum Anda mencobanya. Bila tidak berhasil anggap saja sebagai suatu percobaan dan bukan suatu kegagalan.

6. Prestasi
Dalam bidang apakah Anda seringkali menjadi unggul? Apa sajakah yang kalau Anda kerjakan cenderung lebih baik dari kebanyakan orang? Hal apakah yang Anda pernah kerjakan dan orang lain katakan bahwa Anda melakukannya dengan sangat baik? Intinya perhatikan prestasi-prestasi Anda. Tidak seorang pun unggul dalam segala bidang namun Anda bisa saja unggul dan berprestasi dalam area-area tertentu. Prestasi Anda akan menjadi bukti keunggulan potensi Anda.

7. Situasi
Amati kembali perjalanan hidup Anda dan pikirkan bagaimana berbagai pengalaman dan situasi tersebut telah membentuk hidup Anda. Berbagai macam situasi yang telah Anda lalui dapat membawa Anda pada pemenuhan tujuan. Seseorang pernah berkata, "Pengalaman bukanlah apa yang terjadi pada Anda, melainkan apa yang Anda lakukan dengan apa yang terjadi pada Anda." Hal ini terbukti saat pengalaman hidup saya yang buruk ternyata dapat digunakan untuk menginspirasi banyak orang. Situasi juga berbicara mengenai siapa saja orang-orang yang ada disekeliling kita saat ini dan keadaan-keadaan apa yang sedang terjadi. Karena situasi-situasi yang ada dapat menjadi pintu yang terbuka bagi Anda untuk melangkah pada tujuan.

Artikel oleh : Haryanto Kandani, motivatorindonesia.com

Selasa, 09 Oktober 2012

MENDELEGASIKAN WEWENANG


Pendelegasian wewenang merupakan sesuatu yang vital dalam organisasi kantor. Atasan perlu melakukan pendelegasian wewenang agar mereka bisa menjalankan operasi manajemen dengan baik. Selain itu, pendelegasian wewenang adalah konsekuensi logis dari semakin besarnya organisasi. Bila seorang atasan tidak mau mendelegasikan wewenang, maka sesungguhnya organisasi itu tidak butuh siapa-siapa selain dia sendiri.

Bila atasan menghadapi banyak pekerjaan yang tak dapat dilaksanakan oleh satu orang, maka ia perlu melakukan delegasi. Pendelegasian juga dilakukan agar manajer dapat mengembangkan bawahan sehingga lebih memperkuat organisasi, terutama di saat terjadi perubahan susunan manajemen.

Yang penting disadari adalah di saat kita mendelegasikan wewenang kita memberikan otoritas pada orang lain, namun kita sebenarnya tidak kehilangan otoritas orisinilnya. Ini yang sering dikhawatirkan oleh banyak orang. Mereka takut bila mereka melakukan delegasi, mereka kehilangan wewenang, padahal tidak, karena tanggung jawab tetap berada pada sang atasan. Berikut ada tips bagaimana mengusahakan agar para atasan mau mendelegasikan wewenang.

1. Ciptakan budaya kerja yang membuat orang bebas dari perasaan takut gagal/salah.

Keengganan seorang atasan/manajer untuk mendelegasikan wewenang biasanya dikarenakan mereka takut kalau-kalau tugas mereka gagal dikerjakan dengan baik oleh orang lain. Ini perlu diatasi dengan mendorong mereka untuk berani menanggung resiko. Hanya dengan berani menanggung resikolah perusahaan akan mendapatkan manajer-manajer yang handal dan berpengalaman. Ciptakan budaya bahwa pendelegasian wewenang adalah upaya agar manajer anda menjadi semakin matang. Pendelegasian wewenang bukan sebuah hukuman yang mengurangi kekuasaan manajer, namun membuka kesempatan bagi pengembangan diri mereka dan bawahan.

2. Jadikan pendelegasian wewenang sebagai bagian dari proses perbaikan.

Salah satu efek pendelegasian wewenang adalah pengungkapan kelemahan-kelemahan dalam suatu pekerjaan. Tentu akan sangat tidak mengenakkan bagi seorang manajer bila kelemahan kerja mereka diketahui. Karenanya, yakinkan bahwa pendelegasian wewenang sama sekali bukan untuk menghukum mereka, namun sebagai bagian dari proses perbaikan kerja secara keseluruhan. Mungkin juga sebuah pendelegasian tidak memperbaiki apa-apa, namun setidaknya mendorong manajer anda untuk berpikir untuk memperbaiki dirinya sendiri.

3. Dorong agar manajer anda merasa pasti dan aman.

Seringkali ada keinginan pada seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan itu sendiri. Mereka ingin merasakan kepuasan pribadi bila mengerjakannya sendiri. Biasanya mereka memiliki kemampuan yang memadai namun tidak merasa pasti akan pekerjaannya. Untuk itulah anda perlu menunjukkan bahwa pekerjaan yang dihasilkan sebuah tim tidak mengurangi mutu kerja yang diinginkannya. Tunjukkan keyakinan anda bahwa ia tetap melakukan sesuatu yang baik meski melalui tangan orang lain. Pastikan pula bahwa anda tidak sedang menarik wewenang itu darinya, justru kini ia menempati suatu posisi baru yang membuatnya bisa melihat cakrawala pekerjaan lebih luas.

4. Didiklah manajer anda untuk tetap bisa mengendalikan pekerjaannya dengan baik.

Manajer yang belum tahu bagaimana mengendalikan pekerjaan yang didelegasikan tidak akan bisa mendelegasikan wewenang. Oleh karena itu anda harus mengajari mereka bagaimana mereka bisa tetap mengendalikan pekerjaan yang didelegasikan itu dengan baik. Ini yang dinamakan tanggung jawab. Ajari bagaimana manajer anda meminta laporan secara periodik dari bawahannya, atau mengadakan pertemuan untuk membahas pencapaian tujuan dan sasaran pekerjaan. Tanpa bekal ini, tak seorang manajer mau mendelegasikan wewenang, kecuali ia  seorang pemalas.

5. Tentukan mana yang bisa didelegasikan dan mana yang harus dikerjakan sendiri.

Tidak semua pekerjaan bisa didelegasikan begitu saja. Bila semua pekerjaan dan tanggung jawab habis didelegasikan, maka seseorang tak perlu melakukan apa-apa. Tentukan dengan jelas mana-mana yang anda ingin ia mengerjakannya sendiri, sesuai dengan kualifikasi dan tanggung jawab langsungnya, mana yang bisa didelegasikan pada orang lain. Dengan demikian anda memberikan kepastian pada manajer itu untuk mengetahui apa-apa yang anda inginkan darinya.

6. Pilihlah penerima delegasi dengan cermat dan baik.

Keengganan manajer melakukan delegasi karena mereka takut wewenang itu akan disalahgunakan oleh  bawahannya. Atau, bawahannya tidak akan mampu melakukan sebaik yang ia lakukan. Oleh karena itu pilihlah secara cermat dan bijak bawahan yang pantas menerima delegasi. Jangan pilih sembarang orang. Konsekuensi pendelegasian wewenang adalah upaya untuk mengembangkan bawahan. Ini termasuk menuntut bawahan untuk benar-benar bertanggung jawab atas wewenang yang diberikannya.

7. Kembangkan para bawahan agar mampu melakukan pekerjaan dengan baik.

Bila sebuah wewenang telah didelegasikan, maka anda, selaku pimpinan perusahaan, harus mengupayakan agar manajer yang menjadi bawahan anda berhasil mengendalikan pekerjaannya, sekaligus mengembangkan staff bawahan agar berhasil mengerjakan pekerjaan yang didelegasikan padanya. Kedua belah pihak memerlukan bantuan anda. Mengembangkan bawahan bertujuan agar bawahan bisa bekerja dengan baik, sekaligus agar manejer pemberi delegasi tetap bisa mempertanggungjawabkan pendelegasian itu dengan baik.

8. Ciptakan budaya kerja tim.

Dalam organisasi, selalu ada saja orang-orang yang ingin mendominasi. Mereka ingin mengumpulkan wewenang sebanyak-banyaknya. Atau sebaliknya ada saja orang-orang yang menghindari masalah dan menolak setiap tanggung jawab. Tugas anda sebagai pimpinan perusahaan adalah menunjukkan tujuan yang jelas bagi semua pihak sehingga terciptakan sebuah budaya kerja tim. Tidak ada pengakuan kerja hanya pada pribadi-pribad tertentu, melainkan pada upaya-upaya kelompok. Tidak ada orang yang tidak bisa digantikan, melainkan sebuah tim pemenang.

Have a positive day!

Artikel oleh : Mohamad Yunus

Senin, 08 Oktober 2012

EYES OF SUCCESS


"Seorang yang penuh syukur akan berterimakasih dalam segala situasi. Seorang pengeluh akan tetap mengeluh sekalipun ia hidup di dalam surga"
Anonim


Jika sahabat saya, Bapak 'Chef' Timoteus Talip telah memaparkan artikel melalui "Salad"-nya yang begitu mengagumkan, juga Bapak Paulus Winarto yang telah mengupas habis tentang kesuksesan, maka saya akan mem-binding racikan sahabat-sahabat saya tersebut dan mengupasnya dengan menengok ke dalam diri Anda.

Suatu hari saya berniat pergi ke sebuah kantor dengan menggunakan taxi. Tidak lama kemudian taxi tersebut terhenti di persimpangan lampu merah. Saat itu cuaca sangat panas, namun tiba-tiba saya merinding; bukan karena saya melihat hantu, tetapi justru karena saya melihat seorang bapak tua yang berdiri tegar berjalan dengan satu kaki yang di bantu tongkat penyangga separuh tubuhnya yang  terkena stroke dan tangan kirinya membawa kacang goreng yang ditawarkan di sepanjang lampu merah tersebut. Saya terus mengamatinya dari jauh hingga hampir mendekat dimana taxi saya berhenti. Cuaca tak bersahabat yang membakar kulit tak menyurutkan bapak tua itu untuk terus mencari uang walaupun dari deretan mobil paling depan tidak ada satupun yang membeli barang dagangannya.

Di lain kesempatan saya pernah menyaksikan ada seorang buta yang berjualan krupuk di sekitar lampu merah di tempat yang sama saat saya melihat penjual kacang goreng tadi. Memang saya pernah mendengar dari orang sekitar kalau ada seorang yang berjualan krupuk namun cacat. Dan tahukah Anda bagaimana ia memulai aktivitasnya? Tanpa bantuan dari siapapun, ia mulai berjualan ditemani tongkat tua yang menuntunnya di sepanjang jalan yang sangat terik itu tanpa mengeluh.

Apa perasaan saya ketika melihat kedua orang itu? Jujur, saya pribadi malu ketika saya yang dalam kondisi lebih baik dari mereka terkadang justru bersikap tidak sesempurna mereka. Mereka adalah petarung yang sebenarnya. Langkah pertama yang harus dilakukan oleh seorang petarung sejati adalah mengakui keadaan dirinya sendiri.

Moral cerita yang ingin saya katakan adalah apakah yang akan Anda lakukan terhadap diri Anda yang sempurna ini? Maukah Anda mengakui bahwa tubuh Anda yang sempurna adalah tidak sempurna? Dewasa ini dalam keadaan yang semakin sulit, mungkin saja ada orang yang malu mengakui kekurangannya, tapi bagaimana dengan Anda? Pengalaman ini merupakan sebuah cermin bagi siapa saja termasuk saya karena saya pun mengalami keterpurukan. Banyak cibiran, perendahan, dan bahkan penghinaan yang saya terima dahulu. Namun semua bentuk hinaan itu justru membakar jiwa saya untuk mengeluarkan potensi terbaik dengan bekerja keras dan ketekunan itu telah merubah segalanya. Sukses juga memiliki mata sekalipun ia tidak memiliki mata secara harafiah. Seperti dua orang luar biasa yang saya uraikan di atas, keterbatasannya bukan merupakan pembatas baginya untuk terus berkarya dalam ketidakpastian dunia ini. Apa yang mereka lakukan untuk terus berjuang habis-habisan senada dengan 6 kunci produktifitas dari Brian Tracy.

1. Kerja keras.

Penjual kerupuk dan kacang goreng telah melakukan sebuah kebiasaan brilliant yang tidak semua orang sadari dan lakukan yakni kerja keras. Percayakah Anda jika merekapun membutuhkan waktu untuk membangun kebiasaan mereka untuk bekerja keras? Anda harus percaya karena tidak ada sesuatu yang sifatnya kebetulan. Air hujan pun tidak pernah turun secara kebetulan bukan?

2. Bekerja dengan cepat.

Banyak dari kita bereaksi sangat lambat atau bahkan tidak bereaksi sama sekali terhadap peluang yang sangat besar yang berada dihadapan kita. Mungkin Anda menganggap saya bercanda, tapi tunggu dulu saya akan berikan bukti kepada Anda dengan beberapa pertanyaan dan kemudian Anda jawab. Berapa banyak orang yang Anda bantu ketika Anda di minta bantuan oleh orang lain? Saya tidak mengatakan kalau Anda tidak mau membantu, tapi kenyataan yang ada adalah kebanyakan reaksi spontan yang sangat cepat terjadi untuk menolak entah dengan berbagai cara. Berbeda dengan apa yang dilakukan oleh kedua penjual itu. Mereka menyadari bahwa keterbatasannya memaksa mereka untuk bekerja lebih cepat dan lebih keras dari orang yang memiliki fisik normal, karena jika tidak maka mereka tidak bisa bertahan hidup.

3. Bekerja dengan cerdas.

Banyak orang rata-rata sibuk atau bahkan menyibukkan diri mereka agar tampak seolah mereka benar-benar sibuk. Sadarkah Anda bahwa apa yang mereka sedang lakukan adalah membunuh diri mereka secara perlahan tanpa mereka sadari. Benjamin Tregoe menuliskan bahwa "Penggunaan waktu yang sangat buruk adalah melakukan dengan baik sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan". Kedua petarung jalanan diatas menyadari sepenuhnya bahwa penggunaan waktu untuk bekerja dengan cerdas adalah kunci mendapatkan uang. 

4. Bekerja dengan kekuatan Anda.

Tahukah Anda dimanakah kekuatan sejati Anda terlihat? Kekuatan sejati Anda yang sebenarnya terlihat justru dalam keadaan-keadaan yang kritis. Kita yang memiliki tubuh normal seringkali tidak mengetahui kekuatan besar yang ada didalam diri. Apakah mudah bagi seorang yang tidak mampu melihat untuk berjualan dijalanan? Apakah mudah bagi seorang tua yang terkena stroke untuk berjualan kacang goreng? Tidak mudah bukan? Mereka bekerja dengan kekuatan mereka sendiri dengan memulai melangkah seberat apapun demi kelangsungan hidup mereka. Kekuatan mereka telah memungkinkan mereka untuk bekerja dan melakukan sesuatu lebih cepat dan baik ketika merespon pembeli. Semakin banyak waktu yang Anda gunakan untuk melakukan sesuatu, Anda akan semakin baik dalam melakukan aktivitas tersebut.

5. Bekerja dengan lebih efisien.

Percayakah Anda jika kedua penjual jalanan yang saya uraikan itu benar-benar melakukan sesuatu yang mencengangkan? Banyak penjual asongan di jalan tidak melakukannya. Kebanyakan mereka berjualan pada jam-jam sibuk atau saat istirahat kantor. Namun justru apa yang dilakukan kedua penjual ini justru berjualan disaat yang sebaliknya karena pada jam-jam sibuk para pengguna jalan berfokus kepada tujuannya agar mereka dapat sampai dengan segera sedangkan pada situasi biasa sangat memungkinkan pengguna jalan untuk lebih memperhatikan keadaan disekitarnya sehingga memungkinkan produk mereka di beli. Disini, penjual jalanan itu telah membuktikan bahwa kerja cerdas dan efisien jauh lebih mendatangkan keuntungan.

6. Bekerja lebih baik.

"If better is possible, Good is not enough", tentu Anda tidak asing dengan sebuah pepatah klasik yang sarat makna ini. Pepatah tersebut menekankan dengan jelas, jika Anda melakukan sesuatu dengan baik saja itu tidaklah cukup karena kompetitor Anda melakukan sesuatu yang jauh lebih dahsyat dari apa yang Anda lakukan. Seorang Bapak penjual kacang goreng dan penjual krupuk juga mengalami kompetisi yang serupa dan bahkan lebih keras karena keadaan mereka. Mereka bersaing justru dengan orang-orang yang normal secara fisik dan harus bekerja lebih baik. 

Dr. Victor Frankl mengatakan terdapat empat kelompok pekerjaan yang dapat Anda lakukan. Pertama, pekerjaan yang sulit untuk di pelajari dan sulit untuk dilakukan; kedua, pekerjaan yang sulit untuk dipelajari namun mudah untuk dilakukan; ketiga, pekerjaan yang mudah untuk dipelajari namun sulit dilakukan, dan yang terakhir keempat adalah pekerjaan yang mudah untuk dipelajari dan mudah untuk dilakukan. 

Dari keempat kelompok pekerjaan diatas, Anda tentu dapat menilai berada di manakah keberadaan Anda saat ini dan Anda mengerti kelompok pekerjaan yang mana yang menghasilkan sesuatu yang spektakuler? Ya, Anda benar. Anda harus mengambil pekerjaan yang sulit bahkan yang sangat sulit untuk dilakukan karena pasti kelompok pekerjaan ini sangat dijauhi oleh kebanyakan orang. Seperti ungkapan seorang John F Kennedy ketika melontarkan ide luar biasa mendaratkan manusia ke bulan dan membawanya kembali dengan selamat ke bumi bahwa "Ia melakukannya justru bukan karena hal itu mudah, tetapi justru karena hal ini sangat sulit".

Semoga bermanfaat.

Salam Achiever!!! Dengan semangat I Believe I Can Fly!

Artikel oleh : Davit Setiawan (Penulis Buku I Believe I Can Fly dan Co-Author Bapak Darmadi Darmawangsa, M.Sc., C.Eng.).

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger